26 September 2023

Pendidikan Multikultural: Cakupan, Tujuan, Strategi, hingga Karakteristik

Salah satu jenis pendidikan yang perlu dipelajari oleh seluruh siswa di dunia adalah pendidikan multikultural. Pendidikan ini penting untuk dipelajari seiring dengan globalisasi yang semakin mempermudah akses terhadap berbagai keberagaman budaya di dunia. Dalam lingkup nasional pun, siswa di Indonesia juga wajib memperoleh pendidikan multikultural karena Indonesia memiliki berbagai macam budaya yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Dalam artikel ini, akan dibahas lebih jauh mengenai pendidikan multikultural, serta manfaatnya bagi para siswa.


Apa Itu Pendidikan Multikultural?

Pendidikan multikultural adalah suatu pendekatan pendidikan yang mendorong terciptanya kesempatan yang sama dan setara bagi seluruh siswa, apapun jenis budaya, ras, suku, agama, bahasa, serta latar belakang sosial yang mereka miliki. Pendidikan multikultural biasanya lebih banyak diterapkan pada sekolah-sekolah berskala internasional, di mana murid-murid yang ada di dalam kelas berasal dari negara yang berbeda dengan kebudayaan yang berbeda pula. Namun, pendidikan multikultural juga sudah banyak diterapkan pada sekolah nasional maupun lokal, seiring perkembangan globalisasi di tengah masyarakat.

Melalui pendidikan multikultural, para siswa diharap dapat memahami keberagaman yang ada di dunia dan saling menghargai perbedaan satu sama lain. Dengan begitu, akan tercipta sikap toleransi dan tenggang rasa pada diri siswa. Sehingga, di manapun mereka berada, baik di lingkungan sekolah atau di lingkup masyarakat luas, mereka bisa lebih menghormati sesama manusia dan menghindari sikap diskriminatif.


Cakupan Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural mencakup lima dimensi, yakni sebagai berikut:


1. Dimensi Integrasi

Merupakan dimensi yang mengandung kemampuan serta kecakapan guru dalam mengintegrasikan atau menggabungkan materi-materi yang berbeda. Kemudian, hasil penggabungan ini dapat dimasukkan ke dalam kurikulum dengan ditambahkan materi-materi terkait pendidikan multikultural.


2. Dimensi Konstruksi

Merupakan dimensi yang mengarah kepada konstruksi atau pembentukan pemahaman peserta didik, yang banyak dipengaruhi oleh berbagai ilmu pengetahuan yang mereka terima dari guru selama pembelajaran berlangsung.


3. Dimensi Pengurangan Prasangka

Merupakan dimensi yang mendorong peran guru untuk menghilangkan prasangka atau stereotip yang sering kali muncul mengenai suatu ras, agama, maupun etnis tertentu. Dalam hal ini, guru harus bisa berperilaku positif untuk memberi contoh kepada muridnya saat terdapat perbedaan budaya di sekolah. 


4. Dimensi Pendidikan yang Sama

Merupakan dimensi yang dapat diwujudkan melalui pengembangan kerja sama antara satu siswa dengan siswa lainnya. Hal ini bisa dilakukan melalui pembentukan kelompok antar siswa untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Selain itu, untuk menerapkan dimensi ini, guru juga harus bersikap adil dan memberikan pendidikan yang setara kepada seluruh siswa.


5. Dimensi Pemberdayaan Budaya Sekolah dan Struktur Sosial

Merupakan dimensi untuk memberdayakan setiap budaya dan struktur sosial yang dimiliki oleh para peserta didik. Dimensi ini dapat dengan mudah dilakukan apabila guru dan peserta didik sama-sama terlibat secara aktif dalam pembelajaran.


Tujuan Pendidikan Multikultural

Pentingnya pendidikan multikultural salah satunya dapat dilihat dari tujuan yang dimiliki. Tujuan dilaksanakannya pendidikan multikultural, antara lain sebagai berikut:

  • Menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.
  • Mendorong terciptanya toleransi antarbudaya.
  • Mengatasi diskriminasi terhadap budaya-budaya tertentu.
  • Mengajarkan kepada siswa mengenai pentingnya keberagaman dan cara menghargai perbedaan.
  • Melatih siswa untuk menerapkan hidup damai dalam keberagaman.
  • Memanfaatkan kekayaan yang ada dalam keberagaman budaya untuk memajukan pembelajaran dan pengembangan pribadi.


Manfaat Pendidikan Multikultural

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari dilakukannya pendidikan multikultural adalah sebagai berikut:

  • Melatih siswa untuk terbiasa dengan adanya keberagaman di sekitarnya.
  • Melatih siswa untuk bebas berekspresi tanpa khawatir mendapat perlakuan diskriminatif dari teman maupun guru.
  • Mengajarkan kepada siswa cara bersikap positif di tengah konflik mengenai keberagaman.
  • Memperkuat karakter siswa.
  • Memotivasi siswa untuk melestarikan tindakan anti rasisme.
  • Mengajarkan siswa untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia yang beragam.


Strategi Implementasi Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural dapat diimplementasikan di kehidupan siswa secara lebih mudah, apabila guru menerapkan strategi implementasi berikut ini:

  • Membuat desain kurikulum yang mewakili pandangan banyak orang.
  • Mengacu pada analisis komparatif dari berbagai sudut pandang untuk meraih capaian kurikulum.
  • Menghilangkan sikap diskriminatif terhadap ras, suku, budaya, dan agama tertentu.
  • Menghindari terciptanya stereotip tertentu di lingkungan belajar siswa.


Karakteristik Pendidikan Multikultural

Beberapa karakteristik yang dimiliki oleh pendidikan multikultural yakni sebagai berikut:


1. Penghargaan terhadap keberagaman

Mengakui dan menghargai adanya perbedaan agama, bahasa, kebudayaan, serta latar belakang sosial, sebagai kekayaan yang harus dihormati dan dipelajari.


2. Pendidikan tentang budaya lain

Memasukkan pemahaman mendalam tentang budaya-budaya lain dalam kurikulum pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengertian.


3. Keadilan dan kesetaraan

Memastikan setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pengajaran tanpa adanya diskriminasi berdasarkan budaya, ras, etnis, atau agama.


4. Komunikasi antar budaya

Mendorong interaksi dan komunikasi positif antar satu siswa dengan siswa lainnya, terutama yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda, untuk membangun pemahaman dan toleransi.


5. Pemecahan konflik

Mengajarkan keterampilan pemecahan konflik dan resolusi masalah yang memperhatikan keberagaman dan mencari kesepahaman di antara individu-individu dengan pandangan yang berbeda.


Contoh Pendidikan Multikultural

Contoh pendidikan multikultural di sekolah dapat dilaksanakan melalui mata pelajaran yang banyak membahas mengenai keberagaman, seperti Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) dan Sosiologi. Dalam mata pelajaran PKN, siswa dapat belajar mengenai keberagaman budaya, suku, serta agama yang ada di Indonesia dan bagaimana masyarakat Indonesia harus selalu berpegang teguh pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya berbeda-beda namun tetap satu jua. Melalui mata pelajaran ini, siswa juga bisa belajar mencintai dan melestarikan kebudayaan Indonesia yang beragam.

Di samping itu, melalui mata pelajaran Sosiologi, siswa juga bisa belajar mengenai perbedaan kehidupan sosial, baik di negara sendiri maupun di negara-negara lain. Siswa bisa belajar bahwa manusia harus selalu hidup rukun dan berdampingan, meskipun memiliki perbedaan budaya dan latar belakang sosial. Adanya perbedaan di tengah masyarakat, sebaiknya tidak dijadikan sumber konflik, namun dijadikan sumber pembelajaran yang berharga. Dengan begitu, manusia bisa hidup dengan saling bertoleransi dan saling tolong-menolong tanpa pandang bulu.

Guru tidak hanya bisa mengajarkan pendidikan multikultural secara teoritis saja, namun juga secara praktik melalui pemberian tugas. Contohnya, guru bisa membentuk siswa di kelas menjadi beberapa kelompok, kemudian masing-masing kelompok dapat melakukan tugas observasi mengenai kebudayaan dan kehidupan sosial yang terjadi di berbagai pulau di Indonesia. Selain itu, bisa juga siswa melakukan observasi kebudayaan dan kehidupan sosial di berbagai negara di dunia dengan ras yang berbeda-beda. Misalnya, kelompok A mengobservasi kehidupan di Amerika Serikat, sedangkan kelompok B dan C mengobservasi kehidupan di Tiongkok dan Afrika Selatan.

Pemberian tugas mengenai pendidikan multikultural ini dapat dilakukan oleh guru melalui platform Learning Management System Jelajah Ilmu, tepatnya melalui fitur Tugas. Melalui fitur tersebut, guru dapat menginformasikan sistematika pengerjaan tugas, beserta materi dari buku atau sumber lainnya yang dapat digunakan sebagai referensi. Kemudian, setelah siswa selesai mengerjakan tugas dan membuat laporan, siswa bisa melakukan pengumpulan tugas melalui satu platform yang sama.

Tidak hanya fitur Tugas, Jelajah Ilmu juga memiliki berbagai fitur lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk pembelajaran yang lebih efektif. Contohnya yaitu fitur Kelas, Lembar Ujian, Ruang Obrolan, Materi Ajar, serta Laporan dan Statistik. Dengan menggunakan platform Jelajah Ilmu, kegiatan belajar mengajar pun menjadi lebih modern dan menyenangkan.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya