30 Agustus 2022

Pembelajaran Paradigma Baru

Jelajah Ilmu Academy “Road to Acer Smart School Awards 2022” telah mengadakan pelatihan yang kedelapan pada tanggal 3 Juni 2022 dengan tema “Pembelajaran Paradigma Baru” yang diisi oleh Drs. Karnadi, MRDM sebagai PTP Ahli Madya Pusdatin Kemdikbud Ristek.

Ketika membahas tentang paradigma baru, tentu saja tidak bisa lepas dari kata shifting atau perubahan. Berangkat dari pengalaman beberapa waktu lalu, ketika pembelajaran di kelas, guru adalah satu-satunya sumber belajar. Hal tersebut memberikan beban berat bagi guru karena seluruh kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki guru semua harus disampaikan kepada murid. Karena beban yang ditanggung tersebut, guru perlu dibantu oleh teknologi.

Prinsip Pembelajaran Paradigma Baru

Paradigma lama menganggap bahwa siswa sebagai wadah yang siap menerima informasi dari guru yang memiliki informasi yang lebih banyak dan lebih besar. Padahal sesungguhnya, yang paling utama dari paradigma pembelajaran adalah fokus pembelajaran yang awalnya fokus pada guru menjadi fokus pada siswa. 

Tentu saja proses perubahan ini tidak mudah, namun sesungguhnya proses ini harus dilakukan untuk menuju pembelajaran dengan melibatkan banyak pihak, banyak item pembelajaran dan juga siswa lebih bebas dalam hal memperoleh informasi, dalam proses disinilah terjadi merdeka belajar.

Berikut adalah prinsip pembelajaran paradigma baru:

  1. Pertimbangkan perkembangan, kebutuhan, dan karakteristik siswa
  2. Membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat
  3. Mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik. pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orangtua dan masyarakat sebagai mitra.

Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, maka guru perlu dukungan berupa struktur kurikulum serta kemerdekaan memilih atau memodifikasi contoh kurikulum operasional dan perangkat ajar.

Pembelajaran Abad ke 21

Pembelajaran Abad ke-21 bukan sekedar merujuk kepada penggunaan teknologi. Sebenarnya pembelajaran abad ke-21 ini bermaksud guru menggunakan kaedah pendidikan yang berpusatkan murid (student-centred) serta menekankan elemen membina Kemahiran Berfikir Aras Tinggi (KBAT) dalam diri murid.

Jika dahulu terjadi komunikasi satu arah yaitu dari guru ke siswa, untuk paradigma saat ini, siswa telah berinteraksi kepada siswa lain, instruktur, kelas, komunitas, internet, pakar, perpustakaan dan seluruh sumber belajar lainnya. Menurut teori, sumber belajar sendiri minimal ada 6 yaitu pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan. 

Misalnya ketika siswa belajar tentang kebersihan sampah di lingkungan, maka tukang sampah bisa dijadikan sumber belajar, siswa bisa mengetahui berapa upahnya, berapa volume sampah atau kemana akhirnya sampah dibuang. Hal ini disebut dengan bebas belajar berbasis aneka sumber. Dan hal ini menjadikan ciri khas pembelajaran Abad ke 21 yang berpusatkan pada murid (student centered)

Pada proses pembelajaran yang berpusatkan murid, ada 6 hal yang perlu diperhatikan yaitu komunikasi, kolaboratif, pemikiran kritis, dan kreativitas serta aplikasi nilai murni dan etika. 

Praktik Pembelajaran paradigma baru dari segi Komunikasi 

Dalam praktiknya, pembelajaran paradigma baru mendorong komunikasi guru-siswa, siswa-siswa, siswa-bahan ajar secara lisan maupun non lisan. Komunikasi ini tidak akan berhasil bila guru melakukan hal-hal seperti:

  1. Meminta siswa menyusun materi sajian dan menyajikannya di depan kelas
  2. Membiarkan siswa berinteraksi sesama siswa dalam kelompok
  3. Meminta siswa bertanya

Yang seharusnya dilakukan guru adalah

  1. Minta siswa untuk perhatikan, dengar, dan beri penjelasan kepada siswa lain
  2. Minta siswa untuk susun pemikiran mereka secara logis dan nyatakan dengan jelas dan ringkas
  3. Bantu siswa memahami cara menyampaikan
  4. Yakinkan siswa untuk berinteraksi dengan sesame rekan siswa dalam menyampaikan materi sajian

Praktik Pembelajaran paradigma baru dari segi Kolaboratif

Dalam praktiknya, berlaku kerjasama dan mufakat antara guru-murid dan murid-murid secara aktif dan menyeluruh yang membolehkan pertukaran ide dan pandangan antara murid. Kolaboratif ini akan gagal jika guru

  1. Meminta siswa mengerjakan tugas secara individu dalam kelompok
  2. Membenarkan pendapat siswa kepada kelompoknya tapa menerima pandangan kelompok
  3. Membiarkan beberapa siswa saja aktif dan mendominasi

Kolaboratif ini akan sukses bila

  1. Siswa didorong untuk saling bekerjasama dan saling bergantung dalam mengumpulkan materi
  2. Siswa didorong untuk Kerjasama dan bertanggungjawab terhadap penyelesaian tugas
  3. Saling menghargai pendapat

Berikut proses pembelajaran kolaboratif yang merupakan bagian dari elaborasi pembelajaran paradigma baru:

  1. Berikan definisi dan tugas mudah dipahami
  2. Pastikan setiap satu anggota kelompok dapat menyelesaikan tugas kognitif dan sosial.
  3. Berikan peluang negosiasi dan dinamika kelompok sehingga siswa mudah berinteraksi dan terlibat dalam proses kolaboratif.
  4. Berikan motivasi kelompok - tugas dan dinamika kelompok harus memotivasi. Ini terkait dengan ketergantungan sosial, dimana anggota kelompok mungkin lebih bertanggung jawab, produktif, dan kolaboratif ketika anggota kelompok ingin bekerja sama.

Praktik Pembelajaran paradigma baru dari segi Pemikiran kritis

Adanya upaya pemikiran untuk menilai sesuatu gagasan secara logis dan rasional untuk membuat pertimbangan yang wajar dengan menggunakan alasan dan bukti yang wajar. Pembelajaran ini akan gagal jika:

  1. Menggunakan sumber yang terbatas
  2. Membatasi pandangan dan gagasan siswa
  3. Menerima pandangan siswa tapa diskusi lanjutan

Yang seharusnya dilakukan guru adalah

  1. Siswa memiliki peluang untuk membahas berbagai masalah
  2. Mendorong siswa untuk rasa ingin tahu
  3. Beri peluang siswa untuk menjelaskan dengan memberikan bukti
  4. Beri siswa untuk berpikir terbuka

Praktik Pembelajaran paradigma baru dari segi Kreativitas

Proses memunculkan ide yang menghasilkan bahan, kegiatan, dan proyek yang baru, unik, berguna dan bermutu.

Pembelajaran ini akan gagal jika:

  1. Meminta siswa menghasilkan produk
  2. Mengikuti skema yang ada
  3. Setuju dengan ide siswa

Yang seharusnya dilakukan guru adalah:

  1. Pemikiran terbuka
  2. Berpandangan jauh
  3. Gagasan yang aplikabel
  4. Berani ambil resiko

Itulah pembahasan mengenai paradigma pembelajaran baru. Semoga materi kali ini bermanfaat dan bisa menjadi bekal untuk Bapak dan Ibu Guru dalam melakukan transformasi pembelajaran. Bagi Anda yang tertarik mengikuti Acer Smart School Award, Anda bisa melihat seperti apa keseruan program ini mulai dari video pembekalan dari para narasumber hingga video presentasi para finalis dengan mengunjungi website https://www.acersmartschool.id/ dan YouTube Acer Indonesia.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya