15 Maret 2021
Mengenal Hybrid Learning, Sistem Belajar Berbasis E-Learning
Hybrid learning merupakan salah satu bentuk transformasi pendidikan modern. Dunia yang sedang menuju masa depan yang lebih hybrid di era digital ini pun membuat garis antara dunia digital dan dunia nyata semakin kabur. Semuanya mempengaruhi cara bekerja, belajar, dan berinteraksi yang kini terjadi di berbagai platform digital.
Hybrid learning jadi metode baru dalam sistem pendidikan modern. Penerapan sistem hybrid learning sebenarnya masih minim. Namun, kini makin dipercepat karena pengaruh masa pandemi sebagai solusi meredam kekhawatiran risiko penyebaran virus COVID-19.
Buktinya, kini penggunaan teknologi untuk pendidikan meningkat signifikan, seperti penerapan kelas online, kamus online, perpustakaan online, dan sebagainya. Melalui artikel ini, mari mengenal sistem pembelajaran hybrid learning yang bisa diterapkan saat ini, dan bagaimana pengaplikasiannya.
Pengertian Hybrid Learning
Hybrid learning adalah pendekatan pembelajaran yang menggabungkan sistem daring dengan pengajaran di ruang kelas tatap muka. Desain pembelajarannya pun kombinasi dari kegiatan belajar mengajar tatap muka pada umumnya dengan pembelajaran online berbasis web atau pembelajaran yang dimediasi komputer atau smartphone.
Skema dan waktu pembelajaran diatur sedemikian rupa. Skenario pembelajaran yang paling umum adalah dengan rotasi siswa 50 persen yang menghadiri kelas secara langsung selama dua hari dalam seminggu. Kemudian mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada tiga hari lainnya.
Skema lain yang mungkin terjadi adalah setengah dari jumlah siswa bersekolah setiap hari di pagi hari, dan kemudian setengah lainnya hadir di sore hari dengan jarak beberapa jam untuk pembersihan ekstensif.
Pembelajaran tatap muka dilakukan untuk memberi kesempatan bagi murid yang kesulitan melakukan sistem daring. Hal ini pun disesuaikan atas izin orang tua murid untuk memilih pembelajaran apa yang aman untuk anaknya. Waktunya pun disesuaikan dengan kesepakatan bersama dan wajib mengutamakan keamanan dan kesehatan.
Kelebihan hybrid learning, antara lain bermanfaat bagi semua orang yang terlibat, baik guru, murid, serta orang tua murid. Dengan adanya kelas online, akan membuat pengalaman belajar menjadi lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan berbagai jenis kemampuan murid. Selain itu, anak juga bisa kembali bersosialisasi dengan teman dan gurunya secara tatap muka.
Sementara kekurangannya adalah keharusan orang tua untuk ada di rumah dan membantu anak saat pembelajaran jarak jauh. Meskipun fleksibilitas jadi kelebihan metode ini, tapi jika sebuah keluarga memiliki lebih dari satu anak, koordinasi pengasuhan anak harus dipertimbangkan karena jadwal yang bisa berbeda.
Baca juga: Bagaimana Pendidikan di Era Digital Saat Ini?
Pengaplikasian Hybrid Learning
Sebenarnya, pengaplikasian hybrid learning tak berbeda jauh dengan pembelajaran yang dilakukan selama ini. Dibutuhkan persiapan dengan melakukan analisis murid, seperti konteks dan konten pembelajaran.
Hasil dari analisis ini untuk memetakan kompetensi harus dikuasai oleh murid melalui tatap muka secara langsung atau mandiri secara daring. Selanjutnya, hasil analisis tersebut ditambahkan ke dalam silabus pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan bagaimana para guru membangun kelas hybrid.
1. Atur visi dan misi untuk guru dan murid
Caranya, dengan menetapkan harapan dan tujuan yang jelas dari penerapan metode hybrid learning. Selain itu juga beri batasan yang jelas bagaimana keterlibatan, partisipasi, penilaian, dan peran guru dengan murid. Poin ini akan dijadikan target utama kesuksesan dalam pendidikan yang berbasis e-learning.
2. Menciptakan kelas yang interaktif
Dalam proses adaptasi penerapan hybrid learning, guru dianjurkan mendukung rasa ingin tahu murid dengan keterlibatannya dalam proses belajar mengajar. Contohnya, melalui kebebasan murid dalam mengajukan pertanyaan seputar mata pelajaran.
Guru juga bisa membuat obrolan yang interaktif selama sesi kelas, atau obrolan empat mata sebagai dukungan moril untuk memastikan bahwa murid tersebut bisa menghubungi guru kapan pun. Semua ini penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan murid dari waktu yang diberikan guru untuk mendengarkan pertanyaan yang diajukan.
3. Memanfaatkan teknologi Learning Management System (LMS)
LMS merupakan software yang dapat membantu dalam merencanakan, mengimplementasikan, dan menilai proses pembelajaran. Melalui sinkronisasi LMS, guru dapat memberikan berbagai materi pelajaran, pengumpulan tugas, dan penilaian tugas.
Selain itu, guru juga bisa memberikan komentar tugas secara langsung, memantau keaktifan siswa, melakukan diskusi, melakukan video conferences, melakukan evaluasi, bahkan refleksi pembelajaran.
Hanya dengan langkah sederhana, murid juga dapat menavigasi dari LMS ke ruang kelas virtual. Dengan sinkronisasi tersebut, guru dapat memperjelas waktu belajar dan waktu ketersediaan guru di platform LMS.
4. Rekam dan arsipkan tiap sesi pembelajaran
Melalui sistem LMS, guru dianjurkan untuk selalu mengunggah materi apa pun yang dibagikan selama kelas virtual ke ruang kelas. Hal ini akan mempermudah murid mengakses materi pelajaran jika tertinggal. Proses ini juga tidak mengganggu seluruh kelas.
5. Aktifkan kamera video conference untuk membuat murid merasa lebih nyaman
Untuk murid yang tidak berada di ruang kelas fisik, mengaktifkan kamera video conference dapat menjadi isyarat visual. Gunanya, memungkinkan siswa untuk merasa seperti berada di dalam kelas bersama guru.
Baca juga: Apa Itu Learning Management System untuk Pendidikan?
Model pembelajaran hybrid learning ini merupakan langkah efektif untuk meningkatkan prestasi belajar murid, sekaligus menambah skill guru dalam menerapkan kelas yang lebih inovatif, kreatif, dan interaktif.
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan adanya sosialisasi dan pelatihan yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi pendidikan untuk guru, murid, bahkan orang tua agar menghindari rasa asing dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada.