14 September 2022

Mengenal Cyber Pedagogy

Jelajah Ilmu Academy “Road to Acer Smart School Awards 2022” kembali melanjutkan pelatihan pada tanggal 5 Juli 2022 dengan tema “Mengenal Cyber Pedagogy” yang disampaikan oleh Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D. selaku Guru Besar Universitas Terbuka. Pelatihan ini membahas mengenai konsep dan inti Cyber Pedagogy, perancangan pembelajaran siber, tips untuk Learner Content Interactions & Learner Teacher Interactions serta tips untuk menjaga kepercayaan diri siswa.

Kata Pedagogy berasal dari kata Paidos (anak laki-laki) dan Agogos (pemimpin). Pada awalnya, di masa Yunani, Pedagogy memiliki makna suatu perbuatan untuk memimpin anak laki-laki sementara di zaman sekarang, terutama dalam konteks pendidikan, Pedagogy dimaknai sebagai The Art And Science of Teaching Children atau ilmu dan seni dalam mengajar anak-anak.

Penekanan Pedagogy ada pada kata memimpin/mengajar. Sehingga jika dikaitkan dengan proses mengajar di pendidikan secara cyber maka istilahnya menjadi Cyber Pedagogy/ Cybergogy. Secara harfiah arti Cyber Pedagogy merupakan ilmu dan seni mengajar anak pada pembelajaran siber/pembelajaran maya/pembelajaran daring. Secara umum dan secara sederhana, Cyber Pedagogy merupakan pembelajaran yang berbasis dan menggunakan media internet atau berlangsung secara virtual.

Seperti yang diketahui, inti kegiatan pembelajaran, ada dalam interaksi antara guru, siswa dan materi pembelajaran itu sendiri. Guru harus berinteraksi dengan materi, sehingga guru tahu bagaimana menyampaikan materi kepada siswa, yang pada akhirnya terbentuk interaksi antara guru dengan siswa. Kemudian dari proses tersebut, siswa bisa mendalami dan memahami apa yang diajarkan. Siswa juga harus berinteraksi dengan materi sehingga terjadilah interaksi antara siswa dengan materi yang tentu saja difasilitasi oleh guru.

Dalam konteks Pembelajaran Tatap Muka, inti kegiatan pembelajaran terjadi di dalam kelas, oleh karena itu ketika guru berpikir tentang Pedagogy dan merancang pembelajaran tentu konteksnya adalah bagaimana merancang pembelajaran untuk dilaksanakan di dalam kelas, bagaimana menyusun materinya, lalu bagaimana implementasi materi.

Namun, dalam pembelajaran cyber hal itu tidak terjadi di kelas fisik walaupun teknik, pengetahuan dan seni mengajarnya sama. Dalam pembelajaran cyber tentu terdapat perbedaan, karena perlu teknik dan strategi yang berbeda. Hal tersebut karena Bapak dan Ibu Guru tidak akan berhadapan langsung bersama siswa dalam satu ruangan yang sama dan dalam waktu bersamaan. Itulah bedanya antara Pedagogy yang biasa dikenal dengan Cyber Pedagogy.

Dalam pembelajaran cyber, inti Cyber Pedagogy adalah merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi interaksi yang terjadi dalam pembelajaran cyber. Jika melihat dalam konteks pembelajaran cyber, ada beberapa interaksi yang terjadi, diantaranya:

  1. Cognitive presence: Interaksi dengan materi ajar
  2. Teaching presence: Interaksi antara siswa dan pengajar
  3. Social presence: Interaksi siswa dengan siswa lainnya

Ketiga interaksi ini akan menghasilkan suatu pengalaman belajar yang utuh. Inilah yang harus dirancang oleh guru dan difasilitasi dalam Cyber Pedagogy ini. Yaitu bagaimana merancang pengalaman belajar siswa dalam lingkungan pembelajaran cyber. Nah, karena ini merupakan lingkungan pembelajaran cyber yang akan dimediasi oleh suatu sistem teknologi, maka ada 1 jenis interaksi lagi dalam pembelajaran cyber. Sistem teknologi disini contohnya seperti Learning Management System (LMS), kemudian juga perangkat alat bantu pembelajaran yang digunakan seperti misalnya video, software simulasi dsb. Maka jika bapak ibu guru akan merancang pembelajaran cyber yaitu harus memperhatikan bagaimana nanti interaksi antara siswa dengan sistem IT.

Dalam merancang Cyber Pedagogy maka guru harus memperhatikan pendekatan Pedagogy yang akan digunakan, apakah pendekatan kognitivisme, konstruktivisme, konektivisme atau apapun dan itulah yang akan dihadirkan dalam kelas Cyber Pedagogy. Selain itu guru juga perlu memperhatikan jenis interaksi yang akan digunakan apakah Sinkronus, Asinkronus atau gabungan dari keduanya (blending).

Perancangan Pembelajaran Cyber

Sama seperti pembelajaran dalam kelas, dalam pembelajaran cyber juga ada prinsip dasar yang harus dipegang bersama, diantaranya

  1. Tujuan pembelajaran: Gunakan kosa kata yang tepat sesuai tingkat kompetensi yang ditargetkan dikuasai siswa
  2. Tentukan kegiatan dan tools yang sesuai
  3. Pahami karakteristik dampak penggunaan teknologi pada pembelajaran siber: Meluaskan konsep lingkungan belajar, sumber pembelajaran, kapasitas belajar, waktu belajar, metode mengajar

Tips Untuk Learner Content Interactions

Ada beberapa tips bagaimana meningkatkan interaksi antara siswa dengan materi

  1. Gunakan sumber belajar digital yang kaya dalam substansi, beragam namun tetap mudah digunakan dan menarik dalam tampilan.
  2. Manfaatkan sumber pembelajaran terbuka (open educational resources)
  3. Good teachers create, great teachers remix. Guru jangan pernah merasa tidak kompeten. Guru perlu memanfaatkan kelebihan teknologi, tidak perlu memulai dari nol. Guru hanya cukup mencari bahan yang paling sesuai di internet, lalu dimodifikasi sehingga menghasilkan hasil karya pribadi yang lebih baik.

Tips Untuk Learner-Teacher dan Learner-Learner Interactions

Bagaimana meningkatkan interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran cyber

  1. Gunakan video polling yang dapat menjaga konsentrasi mahasiswa dan melihat pemahaman mahasiswa akan konsep tertentu.
  2. Diskusi kelompok kecil dalam breakout room/shared assignment (tugas kelompok)- mendorong pembelajaran konstruktivisme untuk Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan kolaborasi antar mahasiswa.
  3. Quizzer via aplikasi kuis eksternal untuk melihat pemahaman akan materi yang dibahas.

Tips Menjaga Kepercayaan Diri Siswa

Dalam pembelajaran di kelas, akan terlihat mana siswa yang sedang lesu atau tidak termotivasi, sehingga guru bisa langsung mendekati dan menemukan solusi. Namun untuk pembelajaran online hal ini sulit dilakukan. Maka dari itu, guru bisa gunakan tips berikut agar bisa menjaga kepercayaan diri siswa:

  1. Selalu panggil dengan nama agar mereka merasa tidak asing dan akrab dengan guru.
  2. Hindari penggunaan kata ‘mudah’, ‘gampang’ dan sebagai gantinya gunakan kata ‘kamu pasti bisa’, ‘latihan membuat sempurna’.
  3. Gunakan positive reinforcement. berapapun nilai siswa awali dengan komentar yang positif.

Kesimpulan

Bahwa Cyber Pedagogy sebetulnya tidak terlalu berbeda dengan Pedagogy pada PTM karena intinya adalah pembelajarannya. Jadi tetap dalam pembelajaran guru harus inklusif, menghargai perbedaan, menciptakan suasana belajar aktif dengan melibatkan siswa, umpan balik yang cepat, kolaborasi antar siswa, menciptakan belajar menyenangkan, tujuan pembelajaran yang dapat dicapai, materi koheren konsisten dan transparan, pendekatan inovatif dan efektif, evaluasi formatif dan sumatif serta perangkat yang mudah digunakan.

Itulah beberapa materi mengenai “Mengenal Cyber Pedagogy” yang disampaikan oleh Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D. Semoga bermanfaat dan bisa menginspirasi Bapak dan Ibu Guru semua. Bagi Anda yang tertarik mengikuti Acer Smart School Award, Anda bisa melihat seperti apa keseruan program ini mulai dari video pembekalan dari para narasumber hingga video presentasi para finalis dengan mengunjungi website https://www.acersmartschool.id/ dan YouTube Acer Indonesia.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya