26 September 2023

Membangun Ekosistem Pendidikan yang Modern dan Visioner di Indonesia

Mencetak generasi muda yang berdaya saing tinggi merupakan cita-cita yang dimiliki oleh setiap negara, termasuk Indonesia. Demi mencapai cita-cita tersebut, negara perlu membenahi kualitas pendidikan yang dimiliki dan membangun ekosistem pendidikan yang modern dan visioner. Ekosistem pendidikan sendiri terdiri atas berbagai elemen penting yang saling berkaitan dan terhubung satu sama lain. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih mendalam tentang konsep ekosistem pendidikan, serta strategi yang bisa dilakukan oleh satuan pendidikan maupun berbagai pihak yang terlibat di dunia pendidikan untuk membangun ekosistem pendidikan Indonesia yang modern dan visioner, demi masa depan generasi muda Indonesia yang lebih cemerlang.


Apa Itu Ekosistem Pendidikan?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekosistem dapat diartikan sebagai tempat komunitas yang terdiri atas suatu organisme hidup dan organisme tidak hidup dari suatu lingkungan yang saling berinteraksi. Dari pengertian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa ekosistem pendidikan merupakan suatu tempat di mana elemen-elemen ekosistem yang terdiri atas manusia, kurikulum, beserta seluruh fasilitas dan lingkungan fisik, saling berinteraksi dan berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Ekosistem pendidikan umumnya berupa sekolah, madrasah, universitas, maupun satuan pendidikan lainnya.

Untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang baik, diperlukan keseimbangan dan keselarasan antara seluruh elemen yang terlibat. Keseimbangan atau keselarasan ini dapat dicapai dengan melakukan pengembangan fasilitas maupun kurikulum, sehingga tercipta pendidikan yang berkualitas. Selain itu, keseimbangan ekosistem pendidikan juga bisa dicapai melalui pelestarian hubungan yang baik antara seluruh elemen pendidikan yang terlibat.


Elemen Ekosistem Pendidikan

Elemen-elemen yang terlibat dalam ekosistem pendidikan terdiri atas:


a. Manusia

Manusia merupakan elemen yang paling penting dalam ekosistem pendidikan. Manusia dalam ekosistem pendidikan terdiri atas peserta didik (siswa atau mahasiswa), tenaga pendidik (guru atau dosen), pemimpin satuan pendidikan (kepala sekolah, kepala madrasah, rektor, dekan, atau kepala jurusan), orang tua (wali murid), serta seluruh staf dan karyawan pada satuan pendidikan tersebut.


b. Fasilitas dan Lingkungan Fisik

Ekosistem pendidikan juga meliputi fasilitas dan lingkungan fisik, yang terdiri atas bangunan sekolah atau gedung fakultas, ruang kelas, ruang guru atau ruang dosen, lapangan, laboratorium, perpustakaan, dan seluruh fasilitas lainnya yang digunakan untuk melangsungkan kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Fasilitas dan lingkungan fisik sangat penting perannya dalam meningkatkan kualitas ekosistem pendidikan. Lingkungan yang bersih serta fasilitas yang memadai tentunya akan lebih memperlancar kegiatan pembelajaran bagi seluruh individu yang terlibat.


c. Kurikulum

Elemen ekosistem pendidikan selanjutnya yaitu kurikulum. Elemen ini memegang peranan kunci karena dapat menentukan kualitas pembelajaran seperti apa yang akan diberikan kepada seluruh peserta didik. Kurikulum harus dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, supaya bisa memaksimalkan potensi yang mereka miliki.


Tujuan Ekosistem Pendidikan

Tujuan utama dari ekosistem pendidikan adalah untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi seluruh siswa yang terlibat, sehingga mereka dapat mengembangkan kualitas diri. Selain itu, tujuan ekosistem pendidikan lainnya antara lain sebagai berikut:

  • Meningkatkan keterampilan akademik dan non akademik, keterampilan hidup, serta keterampilan berpikir kritis pada diri peserta didik, demi terciptanya generasi yang berdaya saing tinggi.
  • Mendorong perkembangan siswa, tidak hanya dalam aspek intelektual, namun juga emosional, sosial, dan fisik.
  • Mendorong partisipasi aktif dari seluruh pihak yang terlibat, seperti siswa, guru, maupun orang tua dalam proses pendidikan.
  • Memastikan kesehatan dan kesejahteraan seluruh individu yang terlibat, baik secara fisik maupun mental.
  • Membantu siswa dalam pembentukan karakter yang kuat, beretika, bermoral, dan bernilai positif.
  • Mendorong kreativitas dan inovasi siswa untuk mempersiapkan generasi yang mampu menghadapi tantangan secara efektif.
  • Membangun jiwa kepemimpinan dalam diri siswa agar mereka mampu menjadi pemimpin dalam masyarakat.
  • Memperluas pemahaman terhadap keberagaman budaya, sehingga mereka dapat mengembangkan sikap inklusif dan toleransi terhadap adanya perbedaan di sekitar mereka.
  • Menjamin kesempatan pendidikan yang adil dan setara bagi seluruh siswa, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya.
  • Membekali siswa dengan kemampuan adaptasi yang nantinya dibutuhkan saat mereka beranjak dewasa.


Membangun Ekosistem Pendidikan yang Modern & Visioner

Saat ini ekosistem pendidikan menjadi salah satu faktor yang terus mengalami perkembangan mengikuti kemajuan teknologi yang semakin modern. Perkembangan ini tidak lain bertujuan untuk membangun ekosistem pendidikan yang modern dan visioner, sehingga dapat mencetak generasi penerus bangsa yang berani menghadapi tantangan dan bersaing secara global. Salah satu strategi yang dilakukan demi membangun ekosistem pendidikan yang modern dan visioner adalah dengan melakukan implementasi teknologi ke dalam kurikulum pendidikan.

Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud telah melakukan implementasi teknologi ke dalam kurikulum dengan mewajibkan pendidikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kurikulum nasional terbaru, yaitu Kurikulum Merdeka. Tidak hanya dalam bentuk mata pelajaran, pada Kurikulum Merdeka, TIK juga bisa diterapkan sebagai sarana ketika siswa mempelajari bidang keilmuan lainnya. Contohnya, seperti penggunaan komputer atau laptop untuk membaca e-book dan browsing materi, serta penggunaan e-learning untuk mengerjakan tugas atau soal latihan dari guru.


Peran Acer dalam Membangun Ekosistem Pendidikan Indonesia Melalui ASSA

Untuk membantu pemerintah dalam membangun ekosistem pendidikan yang modern dan visioner, Acer Indonesia juga turut melakukan langkah yang konkret, yaitu dengan menyelenggarakan Acer Smart School Awards atau yang biasa disingkat ASSA. Acer Smart School Awards adalah penghargaan berskala nasional kepada sekolah dan insan pendidik yang siap melaksanakan transformasi teknologi di dunia pendidikan. Tidak hanya sebatas kompetisi, ASSA juga merupakan wadah untuk menginspirasi dan mendorong inovasi pendidikan di era digital. 

ASSA di tahun 2023 akan lebih berfokus pada pengembangan kualitas sumber daya manusia sebagai kunci sukses peningkatan mutu dunia pendidikan di masa yang akan datang. Penghargaan bergengsi ini akan tersedia untuk empat jenjang pendidikan, mulai dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, hingga SMK/MAK. Untuk jadwal kegiatan atau timeline terkait ASSA 2023 dapat dilihat sebagai berikut:

  • Periode registrasi → 23 Agustus - 30 September 2023
  • Pembekalan teknis, dialog, dan konsultasi penerapan → September - Oktober 2023
  • Penjurian dan pengumuman → November 2023
  • Penganugerahan pemenang → Desember 2023

Untuk kategori pemenang yang terdapat pada ASSA 2023 terdiri atas Kepala Sekolah Inspiratif dan Guru Kreatif yang tersebar untuk masing-masing jenjang. Selain itu, terdapat pula kategori Jelajah Ilmu Awards yang merupakan hadiah tambahan untuk peserta yang telah menggunakan platform Jelajah Ilmu dalam proses belajar mengajar di sekolah atau madrasah.

Cara mengikuti kompetisi ASSA 2023 adalah sebagai berikut:

  • Klik tombol daftar sekarang dan isi formulir pendaftaran.
  • Bergabung di grup Telegram dan lengkapi dokumen pendukung, seperti Link Video Sekolah, RPS (Rencana Pengembangan Sekolah) atau RPM (Rencana Pengembangan Madrasah), dan Penilaian Diri.
  • Wajib mengikuti Jelajah Ilmu Academy.
  • Wajib mengikuti pembekalan teknis, dialog, dan konsultasi penerapan.


Seluruh peserta yang terlibat dalam Acer Smart School Awards 2023 akan melalui proses penjurian oleh dewan juri sebagai berikut:

1. Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A.

Direktur SLCC Pengurus Besar Persatuan Guru Republik indonesia

2. Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D.

Guru Besar Universitas Terbuka Jakarta (periode 2009 - 2017)

3. Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd.

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik indonesia

4. Ir. Rudijanto, M.A.

Vice Operational President, PT Intan Pariwara

5. Fransisca Maya, S.P., M.B.A.

Head of Marketing, Acer Indonesia


Bagi Anda yang ingin turut berpartisipasi dalam kompetisi pendidikan tingkat nasional Acer Smart School Awards 2023, Anda bisa melakukan registrasi melalui tautan berikut http://acerid.com/smartschool/

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya