3 Desember 2021
Mengenal Assistive Technology, Alat Bantu Belajar untuk Murid dengan Disabilitas
Di zaman yang serba maju seperti saat ini, teknologi memiliki peranan penting dalam hampir setiap aspek kehidupan, salah satunya adalah pendidikan. Teknologi membantu meningkatkan sistem dunia pendidikan agar dapat meningkatkan pembelajaran setiap murid di seluruh dunia.
Tidak hanya itu saja, teknologi ternyata juga turut memainkan peran penting dalam membantu murid dengan learning disability (LD) atau ketidakmampuan belajar untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka.
Teknologi tersebut disebut assistive technology atau teknologi bantu. Apa itu assistive technology? Seperti apa contohnya? Dan apa saja manfaatnya?
Untuk lebih jelasnya, yuk simak pembahasan tentang assistive technology berikut ini!
Baca Juga: Seperti Apa Tren Teknologi Pendidikan di Tahun 2022?
Apa Itu Assistive Technology dan Apa Saja Contohnya?
Menurut Dell, Newton, dan Petroff dalam buku mereka yang berjudul āAssistive Technology in the Classroom: Enhancing the School Experiences of Students with Disabilities, 2nd Editionā, assistive technology adalah teknologi bantu yang mengacu pada perangkat dan layanan yang digunakan untuk meningkatkan, mempertahankan, atau meningkatkan kemampuan murid dengan disabilitas.
Istilah teknologi dalam hal ini mungkin akan membuat Anda berpikir tentang komputer dan perangkat canggih lainnya, namun sebenarnya tidak semua teknologi bantu merupakan perangkat terkomputerisasi dengan teknologi tinggi. Misalnya, pegangan pensil yang juga dianggap sebagai teknologi bantu.
Sementara teknologi bantu yang berteknologi tinggi bisa berupa program komputer atau aplikasi tablet yang membantu murid dengan learning disability, antara lain:
- Aplikasi text-to-speech
- Aplikasi speech-to-text
- Aplikasi dengan kemampuan prediksi kata
- Penyelenggara Grafis
Anda mungkin tidak menganggap bahwa fungsi aplikasi-aplikasi di atas sebagai terobosan baru, tetapi bagi murid dengan learning disability, fungsi seperti pemeriksa ejaan dan text-to-speech dapat menjadi bantuan luar biasa saat mereka menyusun dan menuliskan kata.
Contohnya adalah aplikasi text-to-speech seperti Kurzweil 3000 yang dapat membacakan teks digital atau cetak. Dengan adanya aplikasi tersebut, murid dengan disability learning menjadi lebih mungkin untuk memahami teks ketika kata-kata asing dibacakan kepada mereka.
Aplikasi text-to-speech dapat memberikan efek positif pada penguraian kata dan pengenalan kata. Selain itu, aplikasi tersebut juga dapat membantu murid dengan disabilitas untuk menyimpan lebih banyak informasi melalui pendengaran dibandingkan ketika mereka membaca.
Hal ini juga diungkapkan oleh Watson, Ito, Smith, dan Andersen dalam American Journal of Occupational Therapy, di mana assistive technology mungkin memiliki efek yang lebih signifikan bagi murid dengan disabilitas dibandingkan dengan murid lainnya. Ini karena assistive technology dapat membantu kemajuan murid dengan disabilitas untuk mencapai tujuan dalam rencana pendidikan individu.
Sementara itu, assistive technology dapat membantu murid dengan disabilitas dengan dua cara. Pertama adalah dengan membantu murid tentang bagaimana mereka menyelesaikan tugas. Kedua, dengan membantu murid mengatasi kesulitan yang mereka hadapi.
Meskipun assistive technologi terdiri dari teknologi rendah hingga tinggi, namun sebagian besar teknologi bantuan yang digunakan untuk murid dengan learning disability adalah teknologi bantu terkomputerisasi atau berteknologi tinggi.
Oleh karena itu, guru harus terbiasa dengan teknologi bantu dan memahami bagaimana teknologi tersebut dapat dimasukkan ke dalam pengajaran untuk mendukung lingkungan belajar yang inklusif.
Baca Juga: Dapatkah Teknologi Melatih Siswa Berpikir Kritis?
Kendala Belajar yang Kerap Dialami Murid dengan Disabilitas
Learning disability atau ketidakmampuan belajar adalah kesulitan yang memengaruhi satu atau lebih cara seseorang untuk mengambil, menyimpan, mengingat, atau menggunakan informasi verbal dan non-verbal.
Singkatnya, learning disability merupakan kesulitan yang dialami seseorang untuk memproses informasi. Hal ini juga dapat terjadi meskipun orang tersebut memiliki kemampuan berpikir dan penalaran rata-rata atau di atas rata-rata.
Namun demikian, perlu diketahui bahwa learning disability tidak disebabkan oleh faktor lingkungan seperti perbedaan budaya atau status sosial ekonomi. Akan tetapi, faktor-faktor tersebut tetap dapat memperparah dampak yang dihasilkan.
Sementara itu, learning disability dapat mengganggu pembelajaran keterampilan dasar seorang murid, seperti membaca, menulis, dan menghitung. Ini juga dapat mengganggu keterampilan di tingkat yang lebih tinggi, seperti melakukan organisasi, manajemen waktu, dan keterampilan komunikasi sosial.
Berikut adalah beberapa kesulitan yang dialami seseorang dengan learning disability:
- Pemrosesan fonologis atau mengidentifikasi dan memanipulasi suara ucapan.
- Kecepatan pemrosesan, seperti kecepatan menerima, menggunakan, atau mengeluarkan informasi.
- Pemrosesan bahasa (memahami dan menggunakan informasi menggunakan kata-kata).
- Pemrosesan visual-spasial (menerima atau mengatur informasi visual).
- Fungsi eksekutif otak (perencanaan dan pengorganisasian).
- Pemrosesan visual-motorik (menghubungkan informasi yang diperoleh mata dari gerakan yang dilakukan oleh bagian tubuh lainnya).
Selain itu, murid dengan disabilitas belajar juga kerap kali menemukan kendala selama belajar di kelas, antara lain:
- Kesulitan membaca (memecah kata menjadi masing-masing suara, mengenal kata, membaca dengan lancar, dan memahami apa yang dibaca).
- Kesulitan menulis (menulis dengan tangan, menempatkan pemikiran di atas kertas, membuat karya tulis, ejaan, dan tata bahasa).
- Kesulitan berhitung atau matematika (mempelajari perhitungan sederhana, melakukan aritmatika dan perhitungan, menggunakan simbol dalam matematika, dan memahami hubungan visual-spasial).
- Kesulitan dalam menggunakan fungsi eksekutif otak (melakukan pengoraganisasian, mengatur waktu, perencanaan dan pengambilan keputusan, dan penyelesaian masalah).
- Kesulitan dalam menghadapi situasi sosial (menafsirkan ekspresi wajah, memahami bahasa tubuh, memahami nada suara, dan bergiliran dalam percakapan).
Kendala-kendala tersebut membuat murid dengan disabilitas menjadi sangat sulit untuk mengikuti pembelajaran. Untuk itu, dibutuhkan adanya assistive technology yang memungkinkan mereka memiliki akses ke instruksi keterampilan khusus agar mereka tetap dapat melakukan pembelajaran.
Baca Juga: 4 Alasan Jelajah Ilmu Dapat Mengurangi Beban Kerja Guru yang Berlebih
Manfaat Assistive Technology dalam Membantu Murid Disabilitas
Saat ini assistive technology dapat diakses melalui berbagai jenis perangkat terkomputerisasi, seperti komputer, laptop, atau bahkan tablet, dengan menggunakan aplikasi atau program komputer yang membantu pembelajaran murid.
Dengan adanya penggunaan teknologi ini, maka murid dengan disabilitas belajar dapat memperoleh banyak manfaat yang dapat membantu proses pembelajaran mereka.
Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari assistive technology bagi murid dengan disabilitas:
- Ringan dan mudah untuk dibawa ke mana saja.
- Bagi murid yang kesulitan untuk menulis tangan, teknologi bantu dapat membantu mereka membuat catatan di laptop atau tablet untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas catatan.
- Penggunaan aplikasi pengolah kata dapat membantu murid disabilitas untuk menyelesaikan tugas dengan lebih terorganisir dan mencakup lebih sedikit kesalahan ejaan daripada tulisan tangan.
- Membantu murid mengidentifikasi dan memperbaiki lebih banyak kesalahan saat menggunakan aplikasi pemeriksa ejaan dibandingkan saat memperbaiki secara manual.
Itu dia beberapa manfaat yang dapat diperoleh murid dengan disabilitas belajar saat menggunakan assistive technology.
Namun demikian, perlu diingat bahwasanya assistive technology hanyalah teknologi bantu yang dapat digunakan untuk membantu murid belajar. Oleh karena itu, teknologi tersebut tidak dapat menjamin keterlibatan dan peningkatan keberhasilan akademik mereka.
Dalam hal ini, guru dan murid sama-sama perlu dilatih tentang bagaimana mengintegrasikan teknologi secara bermakna ke dalam konteks akademik. Sehingga perangkat dan program teknologi bantu tersebut tidak akan mengganggu dan mengurangi pembelajaran mereka.