17 Mei 2021
8 Cara Mendampingi Anak Mengerjakan PR
Mengerjakan PR merupakan tugas yang diberikan guru kepada murid sebagai salah satu upaya belajar di rumah. PR adalah salah satu metode pembelajaran yang bertujuan mengisi waktu anak di rumah untuk memperdalam pengetahuan yang telah diajarkan di sekolah.
Sementara itu, tingkat kesuksesan anak belajar di rumah akan lebih tinggi jika orang tua aktif membantu kegiatan pembelajaran. Salah satu keaktifan orang tua adalah mendampingi dan membantu anak mengerjakan PR. Ini bukan sekadar menunjukkan kepedulian, tapi juga apresiasi atas pekerjaan yang dilakukan anak di sekolah.
Dalam mendampingi anak mengerjakan PR, orang tua dapat menjelaskan masalah yang rumit atau menunjukkan keterampilan belajar serta organisasi. Bahkan, sekadar mengingatkan anak untuk beristirahat.
Lalu, bagaimana cara mendampingi anak mengerjakan PR di rumah? Simak 8 cara mudahnya di bawah ini.
1. Sediakan Waktu Luang untuk Anak Beristirahat
Setelah anak pulang sekolah, baik sekolah online maupun offline, biarkan anak istirahat sejenak. Biarkan anak merelaksasikan tubuhnya dengan cara yang efektif dari seharian beraktivitas.
Anda bisa membantunya dengan cara membiarkan anak bermain sejenak, tidur siang sekitar 1-2 jam, menonton acara televisi kesukaannya (tentu yang bermanfaat), mandi sore, makan/minum yang cukup. Pastikan anak sudah dalam keadaan fisik yang optimal sebelum mengerjakan PR.
2. Orang Tua Perlu dalam Kondisi Baik Saat Mendampingi Anak
Orang tua juga perlu merelaksasikan dirinya sejenak agar lebih siap mendampingi anak belajar. Terlebih, untuk orangtua yang lelah sepulang bekerja atau mengurus rumah. Kondisi lelah tentu bukanlah hal yang tepat untuk mendampingi anak yang ingin mengerjakan PR.
Anda bisa merelaksasikan diri dengan mandi, makan, merebahkan tubuh sejenak. Hal tersebut juga perlu dilakukan orang tua apabila ingin mendampingi anak belajar.
3. Siapkan Ruang Belajar yang Nyaman
Siapkan area yang nyaman untuk belajar anak, seperti ruang belajar sendiri. Jika memang anak mengalami kejenuhan belajar di kamarnya, Anda bisa mengizinkan belajar di ruang keluarga atau ruang makan sekali waktu.
Perlu diperhatikan, pastikan bahwa ruangan bersih dari sesuatu yang bisa mengalihkan perhatian, seperti TV yang menyala, mainan, dan sebagainya. Tak lupa, penerangan, tempat duduk, hingga alat tulisnya memadai untuknya.
Baca juga: Menciptakan Ruang Belajar di Rumah yang Kondusif
4. Bantu dalam Memulai Tugas
Setelah kondisi tubuh anak dan orang tua dalam keadaan baik, langkah selanjutnya adalah memulainya. Anda bisa menanyakan tugas apa saja saat anak sudah siap belajar atau dalam keadaan fokus. Biasanya, anak mengalami kesulitan dalam memahami tugasnya. Maka dari itu, anak memerlukan pendampingan karena butuh diberi arahan.
Saat mengerjakan PR yang sulit, Anda bisa memotivasi anak untuk mengerjakan satu per satu. Pilih tugas yang lebih mudah dan bisa dikerjakan terlebih dahulu. Anda bisa membantu anak untuk membuat rencana mengerjakan PR, seperti mengerjakan tugas di sore hari dan meluangkan waktu untuk beristirahat 15 menit setiap jamnya.
5. Tunggu dan Tidak Menginterupsi
Semakin besar, ada anak yang sudah mampu mengatur dirinya untuk belajar, sehingga orang tua tidak perlu banyak mengingatkan. Namun, bukan berarti mereka tak butuh dampingan. Ada masa mereka juga butuh bertanya.
Orang tua sebagai pendamping hanya perlu menunggu apabila mereka mencari bantuan. Selain itu, juga tidak menginterupsi ketika anak berpendapat atau mengkritisi hasil kerja anak yang mungkin masih kurang.
6. Tetapkan Durasi Waktu Maksimal Belajar
Belajar terlalu sebentar atau terlalu lama juga kurang ideal. Anak perlu belajar mengelola emosi dan mengatur dirinya untuk tetap fokus. Maka, durasi belajar 90-120 menit kira-kira jadi waktu efektif yang bisa diberikan.
Pastikan pula, durasi tersebut benar-benar efektif, mulai dari belajar, mengerjakan PR, hingga istirahat agar tidak lelah atau bosan. Dengan demikian, orang tua tidak bisa memaksakan anak untuk begadang atau tidur larut layaknya orang dewasa, karena akan mengganggu aktivitas keesokan harinya.
7. Mengecek Tugas Anak Jika Sudah Selesai
Setelah anak selesai mengerjakan PR, orang tua perlu memeriksa kembali hasil kerjanya. Bukan untuk mengoreksi benar atau salah, melainkan memeriksa kesesuaian dengan apa yang diminta guru. Sekaligus memastikan apakah anak sudah yakin dengan pekerjaannya atau belum. Hal ini untuk melatih anak belajar menerima kesalahan atau bertanggung jawab atas hasil kerjanya secara mandiri di sekolah.
Jika masih ada masalah dengan PR, Anda bisa mengkomunikasikannya dengan guru. Konsultasikan anak tentang masalah yang dihadapi saat mengerjakan PR.
8. Beri Pujian atau Reward
Anak yang berhasil menyelesaikan PR tetap berhak mendapatkan penghargaan. Anda bisa memberikan pujian secara rutin atau apresiasi lain, seperti pelukan, membuatkan susu hangat sebelum tidur, menemaninya tidur, atau membantunya merapikan perlengkapan sekolah.
Anda juga bisa memberi pujian atas hasil kerja atau usaha anak ketika mengerjakan PR. Orang tua bisa memajang hasil belajar dan PR mereka di rumah.
Baca juga: Tips Belajar Online di Rumah untuk Murid dan Orang Tua
Perlu diperhatikan, dalam situasi seperti belajar di rumah, orang tua dianjurkan untuk berkomunikasi dengan guru lebih intensif mengenai tugas-tugas hingga perkembangan belajar anak. Mengingat pendampingan orang tua itu penting dan bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan anak, maka diharapkan orang tua dapat memantau karakter masing-masing anak. Orang tua yang mendampingi anaknya mengerjakan PR akan tahu apa yang mereka pelajari dan sejauh mana perkembangan anak. Lewat PR, orang tua juga dapat mendidik karakter anak. Apalagi, pendidikan karakter itu memiliki peran penting tidak hanya sekedar nilai akademis.