5 Februari 2021

6 Karakteristik Kelas Online Interaktif, Seperti Apa?

Pemerintah menugaskan instansi pendidikan seperti sekolah dan universitas untuk memindahkan kelas secara online. Namun, tentu saja bukan hal mudah bagi guru maupun murid. Dibutuhkan pendekatan baru dan keterampilan baru untuk menciptakan kelas online yang interaktif dan menyenangkan layaknya tatap muka di kelas sungguhan.

Ada tantangan sekaligus kunci yang harus dihadapi guru dan murid dalam kelas online. Pertama, kemampuan memanfaatkan teknologi seperti aplikasi tanya-jawab, penugasan via Google Classroom, pengumpulan tugas di Google Drive atau Cloud, hingga melakukan presentasi interaktif. Kedua, tantangan guru untuk menyatukan persepsi dan konsentrasi murid yang serba berjauhan.

Dalam kelas online, guru melakukan perannya sebagai motivator, fasilitator, mediator, dan komunikator. Guru juga dituntut kreatif dalam meramu materi, cakap menggunakan media pembelajaran online, dan memberi tugas untuk menstimulasi murid berinteraksi. Sementara pada murid, didorong untuk mampu beradaptasi dengan hal-hal baru dalam keterbatasan komunikasi, interaksi, tapi harus tetap berprestasi.

Tentunya, timbul pertanyaan, bagaimana menciptakan kelas online yang ideal? Apa ciri-ciri sebuah kelas online yang interaktif dan menyenangkan? Kenali lebih dalam di artikel ini.

Kuatnya Interaksi Guru dan Murid

Guru dan murid memang terpisah jarak. Namun, interaksi antar keduanya tidak boleh berjarak. Justru, karena hanya bisa tatap muka secara daring, interaksi yang tercipta semakin penting. Interaksi bisa dilakukan langsung dengan video dan suara, bisa juga mengaktifkan fitur obrolan untuk sekadar menanyakan kabar mereka.

Dianjurkan bagi para guru untuk mengoptimalkan suara, pencahayaan, dan video kualitas baik. Bisa dimulai dari posisi kamera yang sejajar dengan mata, agar tatapan tidak ke layar laptop atau catatan di bawah. Para guru juga tidak harus diam duduk selama mengajar. Bisa mengekspresikan diri dengan bahasa tubuh dan gerakan tangan.

Terdapat Aturan Dasar Kelas Online yang Wajib Dipatuhi

Koneksi nyaman yang dibangun di awal diharapkan tetap terjaga dengan adanya aturan dasar dalam kelas online. Aturan sederhana saja, seperti guru dan murid untuk sama-sama menunjukkan wajah dengan mengaktifkan kamera. Selain itu, ada tata cara dalam menjawab dan berdiskusi, seperti mengaktifkan mikrofon saat waktunya berbicara.

Hal sederhana ini bisa membuat guru maupun murid merasa lebih bertanggung jawab untuk berada di kelas online dan mengabaikan gangguan yang kerap muncul ketika belajar di rumah, seperti godaan konsentrasi dan berkurangnya motivasi.

Baca juga: Kenali Lebih Jauh Tentang Media Pembelajaran Online

Penerapan Microlearning

Dalam kelas online, tidak peduli seberapa asyiknya guru, salah satu kendala yang akan dihadapi adalah bagaimana mempertahankan perhatian murid dalam jangka waktu tertentu. Pakar perkembangan anak mencatat bahwa untuk anak SD usia delapan tahun memiliki rentang perhatian 16—24 menit, anak SMP usia 14 tahun memiliki rentang perhatian 28—42 menit.

Maka dari itu, solusinya dengan penerapan microlearning, salah satu metode e-learning yang menyajikan informasi secara ringkas dan fokus pada inti pembelajaran. Lewat microlearning, guru bisa memecah topik dan mengkomunikasikan tiap elemen dengan kreativitas berbeda. Misalnya, guru memulai pelajaran dengan mengenalkan konsep, lalu diselingi video, melakukan sesi diskusi, dan diakhiri dengan kuis interaktif.

Kuis Interaktif Layaknya Belajar sambil Bermain

Adanya kuis interaktif jadi salah satu ciri kelas online yang menyenangkan. Hal ini bisa mengurangi kepasifan dan kejenuhan murid. Guru bisa melakukan jajak pendapat secara realtime guna memahami respons murid dan sejauh mana mereka memahami materi yang disampaikan.

Lebih mengasyikan jika ada penggunaan media aktivitas interaktif, seperti sesi curah pendapat atau wisata virtual. Aktivitas tersebut bisa jadi ice breaking untuk mengurangi rasa jenuh guru dan murid, serta mengembalikan konsentrasi.

Jelajahi aplikasi gratis lainnya yang tidak hanya terbatas pada video conference. Untuk ice breaking bisa menggunakan aplikasi teka-teki gratis atau permainan kuis. Sementara, untuk penugasan presentasi bisa menggunakan aplikasi pembuat video online dan mengapresiasinya dengan pemberian lencana online atau publikasi di media sosial.

Kerja Kelompok Virtual yang Nyaman

Hebatnya, kini banyak aplikasi yang memiliki fitur berbagi ruang untuk memudahkan grup-grup kecil berdiskusi atau kerja kelompok. Aplikasi Zoom misalnya, yang menyediakan hingga 50 ruang dalam satu sesi terpisah. Guru yang berlaku sebagai host, bisa beralih antar sesi sesuai keinginan untuk melihat perkembangan diskusi.

Pemaparan hasil diskusi dibebaskan kepada murid dengan kreativitasnya masing-masing. Mereka bisa menggunakan PowerPoint atau aplikasi presentasi gratis lainnya, sehingga diskusi dalam kelas online sama efektifnya dengan kelas sungguhan.

Baca juga: Pendidikan 4.0, Apa Itu dan Bagaimana Mempersiapkannya?

Aktifnya Feedback antara Guru dan Murid

Feedback dari murid ke guru atau sebaliknya juga tidak kalah penting. Biasanya pengumpulan feedback dilakukan dengan fitur obrolan pribadi, email, atau survei anonim.

Umpan balik yang diterima guru bisa menjadi evaluasi dalam memaparkan materi. Guru juga mengetahui apa kebutuhan murid ketika sama-sama harus beradaptasi mengikuti kelas online. Sementara bagi murid, feedback dari guru berguna sebagai motivasi belajar dan membangun kepercayaan diri. Membangun suasana kelas online yang interaktif dan menyenangkan, terutama pada masa pandemi dan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sangatlah penting bagi guru dan instansi pendidikan agar semangat murid tetap terjaga. Meskipun banyak tantangan, kelas online membuka pintu virtual untuk pengalaman belajar yang baru. Apa yang dibutuhkan para guru dan murid hanyalah literasi digital, media yang tepat, dan strategi pendekatan pembelajaran yang terfokus.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya