23 September 2015

Meet My 3 Exp

Saat sedang menunggu pengumuman Ujian Nasional (UN) di tahun 2012, gue mengisi waktu kosong dengan mengikuti berbagi seminar dan training. Tanpa disadari, hampir semua seminar yang gue ikuti menyisipkan ajakan untuk menjadi wirausaha alias enterpreneur. Saking seringnya gue ‘menelan’ kata-kata enterpreneur, gue akhirnya memutuskan untuk terjun di dunia bisnis.

Singkat cerita, gue mencoba membuka bisnis beberapa kali. Alih-alih untung, gue justru  buntung alias bangkrut. Dari kegagalan tersebut gue terlilit utang yang nggak sedikit. Keadaan itu jugalah yang memaksa gue untuk menjual kamera DSLR kesayangan gue demi melunasi utang-utang tersebut.

Sejak saat itu, gue berhenti dari dunia videografi. Jujur saja, gue sempet nge-drop karena terlalu memaksakan diri untuk melakukan bisnis yang malah ujung-ujungnya memberikan gue utang besar. Kondisi ini yang menjadi alasan utama dan akhirnya membuat gue lupa dengan dunia pervideoan. Namun, setelah setahun gue fokus kuliah, gue kembali lagi ke dunia pervideoan. Alasannya simpel karena gue butuh uang.

Selain butuh uang jajan, kebetulan saat itu ada perlombaan video yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa dalam rangka memeriahkan Hari Ibu. Gue pun mencoba untuk mengikuti lomba tersebut. Meskipun gue nggak punya kamera dan peralatan pendukung lainnya, gue yakin dengan soft skill yang gue miliki. Waktu itu gue hanya berpikir bagaimana keterbatasan modal yang gue alami harus bisa ditutup. Gue pun mencari segala cara.

Baca juga: Handra Agniawan, video maker yang berhasil menjadi Acer Explorer di Kerja Itu Main

Untuk talent video, gue melakukan nego dengan kesepakatan dibayar kalau gue menang lomba. Sementara kamera dan peralatan syuting, beberapa teman mau meminjamkannya meskipun beberapa lainnya juga merupakan hasil nego dengan kesepakatan bakal dibayar jika gue berhasil menang kompetisi video tersebut. Meskipun terlihat ngenes, teman-teman gue jadi ikut bantu doa agar gue menang dan mereka bisa kecipratan rejeki. Alhasil, gue berhasil meraih juara ke-2 dan memenangkan hadiah kamera DSLR 700D. Bagi gue, ini merupakan hasil yang lumayan baik setelah vakum berkarya selama hampir 2 tahun.

Sejak saat itu, gue sadar bahwa video yang selama ini gue buat kebanyakan hanya untuk ikut lomba. Gara-gara terlalu fokus hanya membuat video untuk suatu perlombaan, gue nggak tahu kekurangan video yang gue buat hingga perkembangan skill yang harus gue asah dan perbaiki lagi. Berawal dari sinilah, gue mencoba untuk share hasil-hasil karya gue ke jejaring sosial. Otomatis video-video karya gue tersebar lebih cepat dan gue bisa mendapatkan lebih banyak masukkan maupun kritik dari para penonton.

Media sosial juga menjadi wadah bagi gue untuk berbagi kepada semua orang lewat karya-karya  gue. Gue ingin bisa menginspirasi, menghibur dan memberikan banyak manfaat dari karya-karya gue kepada orang banyak. Alhasil, penonton video gue pun terus bertambah dengan feedback yang semakin banyak dan beragam. Bonusnya, gue malah dapet temen-teman baru!

Dari situlah gue ingin melakukan expand. Gue mencoba menyebarluaskan karya-karya gue yang awalnya hanya diperuntukkan ajang perlombaan, kini gue sajikan ke khalayak ramai. Gue juga mulai membuat berbagai video, seperti video untuk dokumentasi, video bisnis dan bahkan video nggak jelas. Dengan melakukan expand, gue bisa berkembang dan terus berkembang. Jangan hanya sekedar explore dan experience saja, bro! Explore dan experience hanya bikin loe berkembang di satu hal atau lingkup yang kecil saja. Namun jika ditambah expand setelahnya, loe bakal berkembang lebih jauh lagi karena expand memberikan loe kesempatan untuk mencoba sesuatu hal baru dengan cakupan yang lebih luas.

Sedikit demi sedikit, hasil karya gue mulai dihargai. Gue pernah berhasil masuk ke dalam 25 besar bussines plan terbaik se-Jawa Barat saat mengikuti suatu perlombaan bisnis karena video presentasi bisnis yang gue buat. Gue juga pernah diundang menjadi pembicara dalam suatu acara komunitas video yang berawal dari ketertarikan mereka terhadap video lucu gue yang bertemakan magic. Selain itu, gue juga dipromosikan ke bagian marketing sebuah perusahaan online shop sepatu karena perusahaan tahu kalau gue sering bikin video. Padahal gue baru bekerja nggak lebih dari 3 bulan di sana.

Satu lagi pencapaian yang paling membanggakan bagi gue adalah terpilih menjadi pemenang periode pertama di Kerja Itu Main dari Acer Indonesia. Gue nggak menyangka bisa menjadi Acer Explorer mengalahkan ribuan orang yang passionate. Alhasil, gue kini mendapatkan gaji 20 juta per bulan selama 5 bulan untuk melakukan hal yang gue sukai!

Seperti kata Kang Emil, Walikota Bandung, “Pekerjaan yang paling menyenangkan di dunia ini adalah hobi yang dibayar”, dan gue mengalaminya sekarang karena bisa mendapatkan penghasilan atas apa yang gue sangat sukai dan kuasai. Nggak hanya itu saja, para Acer Explorer juga ‘disenjatai’ Acer One 10 untuk mendukung segala aktivitas passion-nya. Keren, kan?

Setelah menggunakan Acer One 10 dari Acer Indonesia, notebook hybrid ini bener-bener membantu aktivitas gue sehari-hari. Dengan dukungan prosesor Intel Atom Quad-Core 1.3 Ghz dan RAM 2 GB, performa perangkat 2-in-1 ini menjadi lebih cepat. Terlebih lagi gue bergelut di dunia visual, gue juga harus jeli terhadap detail pada video, warna yang jernih serta jelas, serta resolusi video yang nggak pecah. Masalah itu semua teratasi berkat kartu grafis Intel HD Graphics yang tersemat di dalam tubuh di Acer One 10.  Nonton video-video referensi dan aktivitas bermain game juga semakin seru di Acer One 10!

Hebatnya lagi, Acer One 10 didukung dengan desain multifungsi yang bisa diubah menjadi empat mode untuk mempermudah mobilitas gue baik untuk keperluan syuting maupun kebutuhan perkuliahan gue di kampus. Beratnya yang ringan dengan kapasitas baterai hingga mencapai 7 jam juga membantu gue untuk selalu membawanya ke dalam tas ke mana pun gue pergi. Pokoknya, hanya Acer Indonesia yang mengerti kebutuhan gue dengan menghadirkan produk teknologi terbaiknya!

So, itu dia tips andalan gue sebagai video maker. Semoga apa yang gue berikan di atas bisa jadi tips yang bermanfaat buat loe yang mungkin punya passion yang sama ataupun di lain bidang. Pokoknya kalo loe gagal jangan pernah berhenti berusaha. Ingat, ketika loe berhenti berusaha saat itu artinya loe juga gagal. Keep explore, always learn from the experience, do some expand, and repeat!

 

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya