22 Oktober 2017

Hindari Kesalahan Keuangan Ini Saat Membangun Startup

Mendirikan startup tidaklah mudah. Ada begitu banyak tantangan yang harus dihadapi. Kamu harus berjuang mencari produk terbaik, menentukan segmen pasar hingga mempertahankan bisnis. Selain itu, kamu juga harus memikirkan strategi keuangan secara bijak dan terencana, terlebih untuk startup dengan modal dari kocek pribadi.

Untuk membangun suatu usaha memang butuh modal yang tidak sedikit. Oleh karena itu, hindari kesalahan berikut ini agar kamu tidak terperosok karena pengelolaan keuangan:

Tidak Tahu Perbedaan Antara Laba dan Arus Kas



Perlu diketahui bahwa dalam berbisnis, kamu diwajibkan peduli dengan angka. Salah satunya laporan keuangan yang masih sering membingungkan bagi pebisnis pemula. Kamu tak perlu menguasai skill accounting secara penuh, namun setidaknya mengetahui perbedaan antara laba dan arus kas agar mempertahankan kelangsungan startup secara bekerlanjutan.

Salah satu aspek utama bisnis adalah stabilitas keuangan. Sayangnya, masih banyak pelaku startup yang tidak membuat laporan arus kas secara rutin. Padahal, memantau arus kas dapat membantumu mengetahui kebutuhan akan uang tunai dan siklus bisnis kamu. Apalagi saat ini sudah banyak software gratis yang dapat digunakan untuk mengurusi manajemen arus kas.

Baca juga: Rekomendasi 5 Laptop Terbaik Acer untuk Bekerja

Terlalu Banyak Menghamburkan Uang

Salah satu alasan banyaknya startup gagal adalah karena kehabisan modal. Sebagai seorang founder dan CEO, kamu harus memahami pentingnya menggunakan uang tidak lebih dari biaya yang dianggarkan. Hal ini penting karena sebagai anak muda, kamu cenderung bergairah mencoba melakukan ini itu, sehingga pada akhirnya hanya menghabiskan banyak uang perusahaan.

Misal, setiap bulannya kamu memiliki biaya tetap seperti, sewa kantor, gaji karyawan, dan sebagainya. Lantas, apakah kamu membutuhkan kantor mewah di lokasi prestis? Idealnya, sebagai seorang pebisnis muda, kamu harus memfokuskan pengeluaran Anda pada pengembangan produk. Justru saat ini banyak startup yang mempekerjakan karyawan mobile untuk mengurangi biaya kantor dan waktu tempuh.

Tidak Memilih Opsi Pendanaan



Ketika kamu membangun sebuah startup, hal mendasar yang dipikirkan adalah bagaimana mendapatkan uang sebagai modal. Saat ini, ada banyak pilihan pendanaan yang tersedia untuk usaha kecil, seperti dana pribadi, pinjaman usaha bank, hibah, venture capital, crowdfunding, hingga teman dan keluarga. Meskipun memiliki begitu banyak pilihan, sangat penting untuk mengetahui gambaran keuangan kamu saat ini, dan menilai risiko setiap pilihan pendanaan. Lakukan penelitian menyeluruh, lalu pilih pendanaan yang tepat untuk startup-mu.

Baca juga: Saatnya Kamu Menciptakan Inovasi!

Mencampurkan Keuangan Pribadi dan Bisnis

Mencampurkan rekening pribadi dan perusahaan sama saja dengan membunuh startup kamu secara perlahan. Hal ini karena akan mempersulit kamu untuk mengetahui angka real dari saldo keuntungan yang didapatkan dari bisnis. Selain itu, kamu juga kesulitan memantau performa bisnis dan membuat perencanaan keuangan. Ujung-ujungnya, kamu akan mengalami bencana finansial seperti kekurangan dana dan bangkrut.

Oleh karena itu, buatlah dua rekening berbeda untuk memisahkan uang usaha dan uang pribadi. Membuat rekening khusus bisnis akan membantumu memonitor ke mana uang mengalir, informasi mengenai transaksi pengeluaran, serta dapat mengambil keputusan usaha lebih baik.

“Penting bagi pebisnis untuk memisahkan keuangan pribadi mereka dari bisnis. Pebisnis harus memperlakukan bisnis sebagai entitas yang terpisah. Ini adalah salah satu tantangan terbesar untuk kepemilikan tunggal,” ungkap Graeme Donnelly, CEO Quality Formation, yang dikutip dari Enterpreneur.

Tidak mempunyai Mentor dalam hal Finansial



Mempunyai mentor dalam hal finansial merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Setiap CEO startup membutuhkan seseorang yang bisa diajak ngobrol tentang up and down perusahaannya, seseorang yang bisa memberikan masukan dalam membuat keputusan besar untuk perusahaaan. Tidak berarti juga harus yang ahli dalam keuangan, kamu bisa meminta saran dalam hal keuangan kepada rekan kerja, keluarga, teman yang mengerti accounting. Jadi penting untuk mempunyai mentor daripada hanya melakukannya sendiri.

Jadi, pastikan tips di atas agar kamu tidak melakukan kesalahan pengelolaan keuangan. Dengan kondisi finansial yang baik, maka startup kamu bisa menuju ke arah yang lebih baik.

Baca juga: Bagaimana Teknologi Berperan Besar dalam Merintis Bisnis?

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya