10 Oktober 2016

Fakta Menarik Tentang Startup yang Perlu Kamu Tahu

Menurut Wikipedia, startup merujuk pada perusahaan baru yang menggunakan media internet sebagai platform-nya. Soal berkembangnya konektivitas internet, Indonesia menjadi salah satu negara terkemuka di dunia dalam penggunaan teknologi digital. Kementerian Komunikasi dan Informasi dalam laman website-nya menyebutkan ada sekitar 93,4 juta pengguna internet dan 71 juta pengguna smartphone di Indonesia saat ini.

Potensi besar ini menjadi modal bagi Indonesia untuk mengembangkan industri digital lokal. Salah satunya industri e-commerce yang diprediksi dapat mencapai nilai transaksi sebesar USD 130 miliar dengan angka pertumbuhan mencapai 50%. Tak hanya berkontribusi bagi perekonomian, berkembangnya perusahaan startup lokal turut menandakan semakin banyaknya jumlah anak muda Indonesia yang terjun ke dunia entrepreneurship.

Namun, Yansen Kamto sebagai Chief Executive Officer Kibar mengatakan kepada Bisnis bahwa  hingga Maret 2016, jumlah entrepreneur di Indonesia baru mencapai 1,65% dari total jumlah penduduk Indonesia. Ini artinya, meski terlihat perkembangannya, Indonesia masih punya “pekerjaan rumah” besar untuk menciptakan populasi startup lokal jika ingin target sebagai salah satu pusat industri digital dunia tercapai.

Bagi kamu yang ingin terjun ke dunia startup, berikut beberapa fakta seputar startup di Indonesia dan luar negeri yang bisa menambah pengetahuanmu.

indonesia-masuk-top-5-negara-dengan-startup-terbanyak-di-dunia


1. Indonesia masuk top 5 negara dengan startup terbanyak di dunia

Infografis yang dibuat Tech In Asia di tahun 2015 menunjukkan, Indonesia masuk sebagai negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia, lho. Menduduki posisi ke-4 dengan 771 ribu startup di bawah Amerika (4,8 juta), India (2 juta), Inggris (845 ribu), kemudian ada Brazil (584 ribu) di posisi ke-5.

2. Tahun 2015 jadi tahun kebangkitan startup Indonesia

Menurut hasil riset yang dilakukan, Daily Social menyebutkan bahwa startup Indonesia mengalami pertumbuhan pesat di tahun 2015. Ada 20 startup terpopuler yang berpengaruh pada saat itu yakni Berrykitchen, Bridestory, CekAja, HaloDiana, Go-Jek, IDNTimes, Kudo, Qraved, YesBoss, dan Fabelio.

3. Hanya 10% startup yang berhasil

Mengacu pada hasil studi yang dilakukan Forbes, sekitar 90% usaha startup gagal berkembang. Kendalanya karena minimnya pengalaman bisnis, lemahnya komitmen mengembangkan bisnis, hingga minimnya networking. Akibatnya, banyak startup bubar di tengah jalan. Hal ini bisa terjadi karena founder tidak menemukan tim yang tepat, mengabaikan kompetisi, bukan produk yang mudah digunakan, atau kurang mendapatkan feedback dari konsumen.

4. Beberapa fakta startup yang menarik dari First Round

Sedangkan dari kacamata global, dikutip dari Forbes, riset yang dilakukan perusahaan venture capital First Round Capital terhadap 300 perusahaan dan 600 pendirinya menyebutkan bahwa perusahaan yang setidaknya memiliki satu perempuan cenderung memiliki kinerja 63 persen lebih baik dibandingkan perusahaan yang semua pendirinya pria. Sebagai informasi, beberapa startup populer di Indonesia seperti GoJek, NulisBuku, HijUp, Qerja, dan Berry Kitchen memiliki pemimpin perempuan dalam timnya.

Data riset First Round Capital juga menyebutkan bahwa startup dengan salah satu pendiri yang memiliki pengalaman kerja di perusahaan teknologi besar, seperti Amazon, Google, Microsoft atau Facebook, cenderung memiliki kesempatan 160% lebih sukses dibandingkan startup lainnya.

Latar belakang pendidikan founder pun turut mempengaruhi perkembangan perusahaan. Sebuah startup yang setidaknya memiliki satu pendiri dengan latar belakang universitas ternama dan terbaik cenderung memiliki performa 220% lebih baik, dibandingkan startup yang tidak memiliki salah satu founder lulusan universitas terbaik.

fakta-startup-yang-menarik-dari-first-round


Dengan berkembangnya teknologi digital dan dukungan pemerintah, iklim bisnis startup lokal terus tumbuh pesat seiring dengan ketersediaan kapital/modal, infrastruktur teknologi, hingga pasar yang siap membuka peluang tersebut. Yang jelas, Indonesia memang memiliki potensi besar menjadi Silicon Valley-nya Asia. Hal ini mungkin saja terwujud mengingat sejumlah startup Indonesia, seperti GoJek, Traveloka, Tokopedia, BukaLapak, HijUp hingga KasKus mencatatkan namanya sebagai perusahaan yang berhasil sejajar dengan perusahaan konvensional yang telah berdiri puluhan tahun.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya