14 Maret 2024

Intrapreneurship: Ini Tips, Manfaat Hingga Contoh Suksesnya

Intrapreneurship sebagai sebuah strategi di era digital yang mengharuskan pengelola bisnis untuk mampu menciptakan keunggulan kompetitif dan dapat berinovasi. Dengan metode ini, perusahaan dapat menstimulasi inovasi dengan memanfaatkan bakat kewirausahaan lebih baik. Penerapan intrapreneurship pada perusahaan akan memotivasi karyawan untuk menciptakan ide baru dan menjadi proaktif untuk mencapai suatu hal yang diinginkan.

Orang-orang yang memiliki sikap intrapreneur (pelaku intrapreneurship) memiliki jiwa kepemimpinan yang sama seperti entrepreneur. Perbedaannya yaitu mereka tidak memiliki usaha sendiri. Namun, mereka memiliki peluang untuk mengimplementasikan keterampilan bisnis dan bahkan wirausaha dalam sebuah perusahaan.

Selain mampu membentuk budaya perusahaan secara tepat, pemberian insentif juga bisa menjadi cara yang baik untuk membangun intrapreneurship di dalam perusahaan. Bisa disimpulkan bahwa intrapreneurship adalah entrepreneurship internal di dalam ruang lingkup perusahaan.

Manfaat Intrapreneurship

Para pebisnis tentu harus mengetahui apa pentingnya intrapreneurship dalam sebuah perusahaan. Berikut manfaat sistem ini untuk diterapkan para pemimpin organisasi:

Meningkatkan Hubungan dengan Karyawan

Menerapkan intrapreneurship memungkinkan manajemen perusahaan untuk meningkatkan kekuatan hubungan dengan karyawan. Sistem ini mampu memberikan kebebasan pada setiap karyawan untuk lebih berinisiatif dan bertanggung jawab atas suatu proyek yang dikerjakannya.

Memaksimalkan SDM

Para karyawan akan memiliki kesempatan kerja yang lebih maksimal dan terdorong untuk mampu memberikan yang terbaik, serta meningkatkan rasa loyal pada pekerjaan.

Semakin Tumbuhnya Inovasi Baru

Agar bisnis dapat terus berkembang dan bersaing, tentu dibutuhkan ide dan inovasi baru. Menciptakan intrapreneur andal akan membantu manajemen perusahaan dalam memperoleh ide baru yang lebih banyak, sehingga bisa semakin berkembang dan memperbaiki banyak hal.

Adanya Penetrasi Pasar Baru

Ide dari hasil intrapreneurship tentu akan menjadi solusi bagi sebuah perusahaan agar mampu menciptakan peningkatan produk dan dapat membuka kesempatan bisnis baru.

Karakteristik Intrapreneurship

Intrapreneurship biasanya hanya berfokus pada bisnisnya sendiri, serta citra dan produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Lalu, apa saja ciri-cirinya? Berikut adalah beberapa karakteristik intrapreneurship yang menjadi daya tarik para intrapreneur.

  1. Perusahaan menciptakan usaha baru.
  2. Terus menginginkan inovasi produk atau layanan, terutama di era perkembangan teknologi.
  3. Dalam bisnis yang sangat kompetitif, seorang intrapreneur perlu menciptakan proses bisnis yang dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas dan kualitas agar lebih unggul dari pesaingnya.
  4. Intrapreneur harus proaktif dan terus mencoba menjadi yang terbaik, daripada hanya mengikuti cara-cara yang ditempuh pesaing melalui keaktifan mereka.
  5. Intrapreneur memiliki sikap berani mengambil risiko, karena mereka berada dalam situasi ketidakpastian, sehubungan dengan keputusan investasi dan tindakan strategis yang akan dilakukan.
  6. Intrapreneurship di dalam sebuah perusahaan tentu memiliki kebebasan dalam memberikan ide untuk setiap proyek yang akan dilakukan. Untuk menerapkannya juga tidak perlu mengeluarkan modal, karena sudah ditanggung oleh manajemen perusahaan.
  7. Seorang intrapreneur memiliki kecenderungan untuk kompetitif agresif.
  8. Para intrapreneur disarankan untuk mampu memberikan kontribusi pada perusahaan, terlepas dari usia, jenis kelamin, dan keahliannya.
  9. Dengan melakukan contoh intrapreneur di dalam perusahaan, setiap karyawan akan memperoleh pemberdayaan dan aktualisasi diri.
  10. Jika ide dari seorang intrapreneurship ternyata sukses dan berhasil, seharusnya ada perjanjian mengenai bagi hasil yang ditandatangani oleh pihak perusahaan dan karyawan.

Baca juga: Memaksimalkan Profesi Technopreneur Profesional Secara Tepat

Kelebihan dan Kekurangan Intrapreneurship

Strategi ini penting untuk organisasi atau perusahaan untuk berkembang. Namun begitu ada kelebihan dan kekurangan dari intrapreneurship yang patut diperhitungkan pelaku perusahaan.

Kelebihan Intrapreneurship

  • Penghematan biaya. Strategi intrapreneurship terbilang lebih hemat biaya dibandingkan pengembangakn produk dari awal. Hal ini dikarenakan sumber daya yang sudah tersedia dalam perusahaan tersebut.
  • Inovasi yang berkelanjutan. Menciptakan inovasi dalam manajemen perusahaan, yang mana karyawan dapat memanfaatkan sumber daya yang sudah ada dan menghasilkan solusi dari kendala yang terjadi dalam perusahaan.
  • Mengembangkan keterampilan karyawan. Adanya strategi intrapreneurship membuka peluang karyawan untuk lebih mengembangkan keterampilan mereka. Berupa keterampilan kepemimpinan hingga membuat proyek manajemen untuk bekal  karir yang lebih baik di masa depan.
  • Meningkatkan motivasi terhadap karyawan. Intrapreneurship dalam perusahaan dapat memberi motivasi karyawan dalam mengembangkan ide dan kreativitas mereka untuk manajemen perusahaan. Hal ini memberi karyawan untuk berkontribusi positif terhadap perusahaan.
  • Meningkatkan daya saing. Mengadopsi budaya intrapreneurship akan membuat perusahaan menciptakan keunggulan kompetitif di pasar industri mereka.

Kekurangan Intrapreneurship

  • Berpotensi adanya ketidakcocokan strategi. Dengan berbagai ide yang diberlakukan maka dapat memungkinkan adanya perbedaan strategi yang tidak sejalan atau satu visi. Hal ini bisa memicu konflik jika tidak diatasi dengan matang.
  • Sulit mengukur kinerja. Strategi intrapreneurship yang berhasil dijalankan bisa jadi cukup sulit untuk mengukur keberhasilan tersebut dan menimbulkan penilaian subjektif.
  • Berisiko mengesampingkan tugas utama. Karena strategi intrapreneurship memiliki fokus penting untuk berinovasi dan ide baru, maka ini dapat mengalihkan tugas utama atau tugas rutin yang dilakukan sehari-hari.  
  • Menghadapi perubahan budaya kerja. Jika konsep intrapreneurship diterapkan akan ada perubahan budaya kerja, dan hal ini akan cukup sulit beradaptasi jika terjadi pada organisasi perusahaan yang kaku dan tidak fleksibel. Misal kurangnya dukungan ide baru inovatif dari tim atau atasan.

Contoh Intrapreneurship

Banyak perusahaan besar yang telah mengimplementasikan intrapreneurship agar bakat wirausaha tetap utuh, dan karyawan tidak meninggalkan perusahaan. Berikut contoh intrapreneur dari perusahaan multinasional yang bisa dijadikan inspirasi:

Sony

Kisah sukses intrapreneurship Sony mungkin merupakan studi kasus intrapreneurial paling terkenal. Salah satu produk terkenalnya adalah PlayStation. Konsol game ini ternyata dikembangkan oleh salah satu karyawan level juniornya, Ken Kutaragi. Kutagari memiliki pelatihan dan pengalaman di bidang elektronik sehingga dia mulai meningkatkan Nintendo saat masih bekerja di Sony. 

Kutaragi meyakinkan Sony tentang pasar dan peluang bisnis yang ada pada sistem konsol game. Berkat dukungan besar dari CEO perusahaan saat itu yang percaya pada pola pikir intrapreneurial-nya, Kutaragi ditugasi sebuah proyek untuk membuat PlayStation pertama. Produk tersebut terjual lebih dari 300.000 unit pada bulan pertama rilis di Jepang. Kasus Sony PlayStation menunjukan pentingnya peran corporate entrepreneurship dalam mengembangkan perusahaan.

Google

Karyawan Google diizinkan untuk menghabiskan 20 persen dari waktu mereka untuk menciptakan ide-ide inovatif yang dapat menguntungkan Google. Peraturan tersebut merupakan program intrapreneurship yang dikembangkan oleh pendiri Google, Sergey Brin dan Larry Page, untuk memberdayakan karyawan menjadi lebih kreatif dan inovatif. 

Hal itu membawa banyak kemajuan signifikan bagi perusahaan yang hingga kini Google terkenal dengan teknologi pencarian, komputasi web, perangkat lunak, dan periklanan daring. Beberapa produk dari hasil 20 persen waktu tersebut, termasuk Google Maps, Adsense, Google News, dan Gmail. 

Facebook

Facebook memiliki pendekatan yang berbeda dari program intrapreneurship-nya Google, tetapi hasilnya tidak kalah efektif. Perusahaan layanan jejaring sosial ini mengadakan kompetisi tahunan dengan nama hackathon, di mana programmer dan coder menciptakan sebuah ide untuk menghasilkan sesuatu yang baru dalam satu malam. Beberapa hasil hackathon, antara lain fitur video, tombol “Like”, fitur obrolan, timeline, dan fitur tag di komentar.

Shutterstock  

Sama seperti Facebook, Shutterstock juga menyelenggarakan hackathon tahunan selama 24 jam (ditambah 4 jam presentasi demo di akhir). Program intrapreneur ini dirancang untuk memungkinkan karyawan mengejar ide apa pun yang mereka miliki untuk kemajuan perusahaan. Beberapa proyek yang lahir di hackathon, antara lain Spectrum (tools untuk mencari gambar hanya menggunakan warna) dan Oculus (tools analisis data).

PT Indofood dan PT Bogasari

Contoh intrapreneurship di Indonesia ada pada apa yang dilakukan perusahaan milik Anthony Salim, yaitu PT Indofood dan PT Bogasari. Dengan strategi yang tepat serta inovasi dengan ekspansi bisnis. Keuntungan tersebut mencapai 95 triliun. Berkat kesuksesan tersebut, beberapa produknya mendapat banyak penghargaan, diantaranya Asian Digital Media Award 2020, Indonesia WOW Brand 2020, dan Asia’s Top 1000 Brands 2022.

Baca juga: Penerapan Gaya Kepemimpinan Partisipatif untuk Keputusan Bersama

Cara Membangun Intrapreneurship dalam Perusahaan

Untuk menjadi seorang intrapreneur tidak begitu saja diraih dalam waktu semalam. Banyak faktor yang harus mendukung, terutama kesiapan manajemen perusahaan dalam menerapkan intrapreneurship di lingkungan bisnisnya.

Berikut ini cara yang dibutuhkan untuk menjadi seorang intrapreneur sukses yang bisa diterapkan karyawan.

Mengembangkan Kemampuan

Anda perlu mengembangkan kemampuan yang berhubungan pada bidang yang diminati. Misalnya, ingin fokus pada kemampuan programer, Anda bisa mengambil pelatihan di bidang programing. Lalu, dari pelatihan itu diterapkan pada pekerjaan sehari-hari. Di samping megembangkan kemampuan, Anda juga perlu untuk membatasi pikiran dari hal-hal tidak berguna, seperti takut memulai karena gagal, karena bisa memengaruhi usaha.

Ahli Dalam Satu Bidang

Menjadi intrapreneur selain punya jiwa pemimpin juga memiliki kemampuan pada satu bidang yang menjadi fokusnya. Mereka dipilih menduduki jabatan tersebut karena memang ahli di bidangnya. 

Memiliki Prestasi yang Memengaruhi Perusahaan

Seorang intrapreneur biasanya dipilih menjadi seorang pemimpin, karena mereka berada dalam proyek yang akan membawa perusahaan meraih target sekaligus profit besar. Dari hal itu, perusahaan akan percaya pada Anda, dan bersedia memberikan promosi untuk kenaikan jabatan saat keberhasilan proyek.

Loyal Terhadap Perusahaan

Salah satu sikap intrapreneur adalah loyal terhadap perusahaan. Biasanya, mereka sudah bekerja bertahun-tahun dan mendapatkan kepercayaan penuh dari perusahaannya sebagai salah satu karyawan yang ikut serta membangun perusahaan dari tahun ke tahun.

Beberapa cara di bawah ini juga memungkinkan untuk diimplementasikan oleh manajemen dalam menciptakan sistem intrapreneurship dalam perusahaan:

Mengumpulkan Ide Karyawan

Mendorong karyawan untuk memberikan ide dan opini mereka mengenai suatu permasalahan dalam perusahaan merupakan tahap pertama dalam intrapreneurship. Pada proses ini, semua orang yang terlibat harus tahu pada siapa atau bagaimana caranya untuk memaparkan ide atau inovasi yang dimiliki. Mengumpulkan ide karyawan bisa juga dengan mengadakan kompetisi, seperti hackathon.

Menganalisis Ide

Tahap selanjutnya dari intrapreneurship adalah menganalisis kesesuaian ide karyawan dengan kebutuhan, visi, misi, tujuan perusahaan, dan permintaan konsumen. Pada tahap ini, pihak manajemen perusahaan perlu memerhatikan detail ide lebih jauh dan menilai apakah dapat memberikan manfaat jangka panjang.

Persetujuan Seluruh Pihak

Ide yang sesuai dengan pertimbangan para manajemen perusahaan akan diajukan pada pihak-pihak terkait seperti tim, investor, klien, dan lain-lain. Tahap ini penting untuk mengetahui apakah ide tersebut disetujui oleh semua pihak.

Feasibility Test

Tahap selanjutnya dalam intrapreneurship adalah feasibility test atau tes kelayakan suatu proyek. Cara ini dilakukan setelah ide-ide disetujui oleh semua pihak. Tes ini dapat dilakukan dengan menganalisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Threats).

Monitoring dan Evaluasi

Rencana proyek yang dinilai layak dan sesuai, kemudian diperbaiki dan ditingkatkan setelah feasibility test agar dapat diimplementasikan secara maksimal. Saat ide sudah menjadi suatu proyek dan sudah direalisasikan, tentu harus selalu diawasi dan dikembangkan sesuai dengan permasalahan yang terjadi.

Baca juga: Critical Path Method, Solusi Project Manager dalam Mengatur Proyek

Intrapreneurship vs Entrepreneurship

Bagi beberapa orang masih belum dapat membedakan perbedaan antara intrapreneurship dan entrepreneurship. Apa perbedaan tersebut? 

Dilihat dari tujuan, intrapreneurship memiliki tujuan utama yaitu berinovasi serta pertumbuhan untuk menghasilkan nilai dalam manejemen atau organisasi perusahaan yang sudah ada. Sedangkan entrepreneurship lebih kepada menciptakan dan mengembangkan bisnis lebih besar untuk menghasilkan keuntungan lebih banyak.

Tindakan yang dilakukan keduanya pun berbeda. Seorang intrapreneurship sebagai pelaku dalam manajemen atau organisasi yang sudah ada, yaitu karyawan untuk mendorong perubahan. Sedangkan entrepreneurship adalah pebisnis yang bekerja indepen untuk menciptakan konsep dalam menghasilkan keuntungan.

Dengan penjelasan perbedaan keduanya, Anda dapat memahami bahwa intrapreneurship bisa mendapat dukungan dari tim atau atasan tempatnya bekerja meski dapat berinovasi dari aturan yang sudah ada. Sedangkan entrepreneurship mutlak memiliki independensi dalam segala keputusan dan strateginya.

Menjadi seorang intrapreneur memberikan manfaat finansial, pertumbuhan perusahaan, dan pengembangan diri. Jika Anda bekerja dalam sebuah perusahaan dan ingin mengembangkan semangat kewirausahaan, intrapreneurship mungkin merupakan tempat awal yang bagus. Sistem ini merupakan strategi bisnis yang telah terbukti efektif yang dapat mengembangkan perusahaan sekaligus meningkatkan kualitas seorang karyawan.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya