1 September 2022

Mengenal Metaverse, Dunia Virtual yang Dikembangkan Perusahaan Teknologi

Dunia kini tengah bersiap memasuki lompatan terbaru teknologi internet melalui metaverse. Para investor telah mengucurkan miliaran dolar untuk mendanai pembangunan teknologi ini. Perusahaan raksasa yang bergerak di sektor sosial media, gaming hingga mata uang kripto pun tengah bereksperimen merealisasikannya. 

Facebook, misalnya, mengumumkan telah merekrut ribuan engineer di Eropa untuk membentuk grup metaverse di divisi Reality Labs. Di Indonesia, istilah ini pun ramai diperbincangkan. Presiden Jokowi bahkan sempat menyinggung metaverse dalam beberapa kegiatan publik.  Namun, apa sebenarnya metaverse?

Definisi Metaverse

Terminologi metaverse ternyata tidak lahir dari seorang ilmuwan komputer. Istilah ini pertama kali disebutkan dalam novel berjudul Snow Crash yang ditulis Neal Stephenson dan diterbitkan pada tahun 1992. Lantaran teknologi ini masih dalam tahap pengembangan, hingga saat ini belum ada definisi tunggal mengenai metaverse

Namun, kita dapat menafsirkan gambaran metaverse melalui komentar dan visi para tokoh dunia teknologi. Mark Zuckerberg, misalnya, menyebut metaverse sebagai ruang virtual yang dapat kita jelajahi bersama sama orang lain yang secara fisik tidak berada di satu tempat yang sama. 

Tim Sweeney, CEO dan pendiri Epic Games, menyebut metaverse sebagai media sosial tiga dimensi yang dapat diakses secara real-time. Melalui media tersebut, kita dapat membuat dan membagikan konten di dunia virtual. Berbeda dengan visi CEO Newzoo, Peter Warman, yang melihat metaverse sebagai ruang yang memungkinkan kita menjadi kreator, pemain dan penggemar secara bersamaan.

Hal ini akan membuat engagement pada metaverse sangat tinggi sehingga menarik dari segi bisnis. Founder Open Metaverse, Jesse Alton, justru memiliki visi agar metaverse tidak bergantung pada satu teknologi milik satu perusahaan saja, melainkan terdiri dari berbagai teknologi buatan banyak perusahaan yang saling terkoneksi antara satu dan lainnya.

Lain lagi dengan founder Microsoft, Bill Gates, yang memprediksi dalam dua hingga tahun ke depan tren rapat virtual menggunakan kamera 2 dimensi akan beralih ke lingkungan 3 dimensi dengan digital avatar.

Apa yang Dapat Kita Lakukan di Metaverse?

Karena pada dasarnya metaverse adalah versi virtual dari dunia kita, hampir semua aktivitas dalam dunia nyata bisa kita lakukan di metaverse seperti mendatangi konser virtual, makan di restoran, mengikuti trip online hingga membeli dan mencoba pakaian digital. 

Seperti disingguh oleh Bill Gates, metaverse juga memungkinkan kita melakukan rapat, sekolah dan berkolaborasi secara virtual. Facebook bahkan telah meluncurkan software online meeting untuk korporat bernama Horizon Workrooms. Untuk mengadakan virtual meeting, peserta harus menggunakan Oculus VR headset.

Meskipun hampir seluruh infrastruktur pendukung metaverse telah tersedia seperti internet super cepat dan headset VR, Mark Zuckerberg memprediksi teknologi ini baru akan menjadi mainstream pada 10 tahun mendatang. Saat itu, semua fitur kunci metaverse sudah dapat dinikmati oleh penggunanya.

Baca Juga: VPS, Shared Hosting & Dedicated Server, Mana Yang Cocok Untuk Kebutuhan Bisnis Anda?

Ekosistem Metaverse dan Perusahaan Pengembangnya

Untuk lebih memahami metaverse, Newzoo, perusahaan yang fokus menyediakan insight dan analisa pasar gaming membuat sebuah diagram menarik mengenai ekosistem metaverse yang dibaginya dalam beberapa kategori. 

Dengan mengetahui ekosistem ini, kita dapat mengetahui perusahaan apa saja yang mengembangan metaverse dan posisi mereka dalam teknologi ini. Berikut daftarnya:

  • Metaverse Gateway

Sejumlah perusahaan fokus mengembangkan gerbang metaverse. Portal virtual ini dibutuhkan agar kita dapat memasuki metaverse. Contoh perusahaan yang mengembangkan gerbang metaverse adalah ROBLOX, VRChat, Grand Theft Auto Online, Fortnite dan lain-lain.

  • Avatar atau Identitas Virtual

Avatar merupakan representasi kita di metaverse. Melalui sejumlah perusahaan pengembang avatar metaverse seperti Avatar SDK, The Fabricant dan Tafi kita dapat membuat dan mengkostumisasi avatar seperti memilih baju dan potongan rambut hingga hal yang lebih personal seperti tato tubuh.

  • User Interface dan Immersion

Seperti telah dibahas sebelumnya, di metaverse kita dapat melakukan banyak hal seperti menemui teman atau melakukan rapat secara virtual. Perusahaan teknologi seperti Samsung, Apple, HP, Microsoft HoloLens, fokus mengembangkan tampilan dunia virtual dalam metaverse.

  • Ekonomi

Metaverse juga memungkinkan kita melakukan aktivitas ekonomi seperti transaksi jual-beli. Terdapat sejumlah sub kategori dalam kategori ekonomi yakni pengembang rekening virtual seperti PayPal dan WeChat Pay, dompet kripto seperti Metamask, Venly kemudian marketplace seperti Open Sea, DMarket, Venly Market, Elixir. Selain itu terdapat juga sub kategori NFT/blockchain seperti Forte, Pavillion, Ultra, dan lai-lain.

  • Infrastruktur

Infrastruktur menjadi kategori yang memiliki banyak sub kategori di antaranya Cloudscalability dan hostingvisualization dan digital twinArtificial Intelligencedecentralized Infra, Adtech dan Connectivity. Perusahaan yang masuk dalam kategori ini contohnya adalah Google Cloud, Nvidia, Akamai, dan Ericsson.

Baca Juga: Telegram Atau WhatsApp, Mana Yang Terbaik Untuk Marketing Bisnis?

Metaverse Potensi Bisnis Menjanjikan?

Potensi ekonomi di balik pengembangan metaverse dinilai sangat menjanjikan oleh banyak kalangan. Menurut analisa senior Industry Analyst Bloomberg, Matthew Kanterman dan Bloomberg Intelligence Industry Analyst, Nathan Naidu, potensi ekonomi metaverse pada tahun 2024 akan mencapai US$ 800 miliar.

Sejumlah sektor industri dinilai akan mendapatkan keuntungan dari teknologi ini mulai dari penyedia konsumen layanan internet cepat yang diprediksi akan meningkat pesat hingga pengembang online game yang mendapatkan lonjakan transaksi untuk pembelian skin, avatar hingga slot untuk virtual event.

Bisnis entertainment yang akan menjadi bagian integral dari metaverse seperti film, live music, dan olahraga juga akan mendapatkan keuntungan dari booming metaverse di masa depan. Pada tahun 2024 mendatang, potensi pasar bisnis entertainment diprediksi akan mencapai US$ 200 miliar. 

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya