29 November 2023

Mengenal Engineer to Order dalam Sistem Produksi Industri

Apakah Anda pernah memesan barang melalui sistem engineer to order? Ini adalah salah satu jenis sistem produksi yang populer di berbagai industri. Dalam artikel ini akan dibahas lebih lanjut mengenai sistem engineer to order, mulai dari pengertian, alur kerja, hingga contohnya. 


Apa Itu Engineer to Order?


Engineer to order merupakan sistem produksi di mana produk dirancang dan dibuat sesuai spesifikasi unik pelanggan. Artinya, perusahaan akan mencari bahan baku, kemudian mendesain dan merancangnya hingga menjadi produk yang sesuai dengan pesanan yang diinginkan konsumen. 


Dalam sistem engineer to order, perusahaan tidak menyimpan material atau bahan baku karena perusahaan hanya akan memproduksi barang berdasarkan pesanan yang masuk. Umumnya, perusahaan akan melakukan proses penawaran terlebih dahulu dengan konsumen di awal. 


Dalam proses tersebut, perusahaan dan konsumen akan saling berdiskusi mengenai desain dan spesifikasi produk yang ingin dipesan hingga mencapai persetujuan. Setelah kedua belah pihak menyetujui rancangan produk, maka perusahaan selaku produsen akan mulai melaksanakan proses produksi sesuai hasil persetujuan tersebut. Sebelum pelaksanaan proses produksi, biasanya perusahaan akan meminta konsumen untuk membayarkan biaya down payment (DP) sebagai bukti kesepakatan antara kedua belah pihak.


Perbedaan Engineer to Order dan Make to Order


Sistem engineer to order sebenarnya memiliki prinsip yang sama dengan sistem make to order, yakni memproduksi barang sesuai permintaan konsumen. Hanya saja, terdapat satu perbedaan di antara keduanya, yaitu pada sistem engineer to order, perusahaan tidak menyimpan stok bahan baku sebelumnya, sedangkan pada sistem make to order, perusahaan sudah menyimpan stok bahan baku sebelum pesanan masuk.


Ciri-Ciri Engineer to Order


 Sistem produksi engineer to order memiliki ciri khas yang membedakannya dari sistem produksi lain, antara lain:


1. Produk Dibuat Berdasarkan Spesifikasi Pelanggan


Produk dirancang dan diproduksi sesuai dengan spesifikasi unik yang ditentukan oleh masing-masing pelanggan. Biasanya, spesifikasi pelanggan ini cenderung detail, tergantung preferensi masing-masing konsumen.


2. Proses Produksi Lebih Adaptif


Proses manufaktur pada engineer to order bersifat fleksibel dan adaptif, sehingga dapat diubah sesuai permintaan pelanggan dan memungkinkan adanya respon yang cepat terhadap kebutuhan pelanggan.


3. Adanya Penawaran Pra Produksi


Sebelum proses produksi dimulai, engineer to order melibatkan adanya penawaran pra produksi terlebih dahulu yang melibatkan antara pihak perusahaan selaku produsen dan pihak pelanggan selaku konsumen. Proses penawaran pra produksi ini dilakukan hingga tercapai kesepakatan dan persetujuan antara kedua belah pihak.


4. Produsen Tidak Menyimpan Stok


Perusahaan selaku produsen tidak menyimpan stok barang yang sudah jadi, maupun stok bahan baku. Hal ini disebabkan karena proses produksi hanya akan dimulai setelah terdapat pesanan atau persetujuan antara produsen dan konsumen.


5. Siklus Produksi Lebih Lama


Karena produk dibuat sesuai spesifikasi yang diminta pelanggan, maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus produksi cenderung lebih lama dibandingkan sistem produksi konvensional. 


6. Cocok Untuk Proyek Berskala Kecil


Sistem engineer to order lebih cocok digunakan untuk proyek berskala kecil. Hal ini dikarenakan sistem produksi ini memungkinkan adanya inovasi dan keunikan dalam setiap produk yang dibuat.


7. Interaksi Intensif dengan Pelanggan


Proses engineer to order melibatkan komunikasi yang intensif antara perusahaan dan pelanggan untuk saling memahami dan memenuhi persyaratan yang dimiliki masing-masing pihak hingga tercapai kesepakatan bersama.


8. Biaya Produksi Lebih Tinggi


Karena sistem engineer to order dilakukan secara custom sesuai permintaan pelanggan, maka biaya produksinya pun akan lebih tinggi. Hal ini akan berdampak pada harga akhir barang jadi yang cenderung lebih mahal dibandingkan barang produksi konvensional.


9. Melibatkan Kolaborasi Tim Teknis


Untuk produk-produk tertentu, sistem engineer to order tidak jarang melibatkan tim teknis yang diperlukan untuk merancang produk yang benar-benar sesuai dengan keinginan pelanggan.


Baca juga: Penerapan Lean Manufacturing untuk Mencapai Kinerja Optimal Perusahaan


Alur Engineer to Order


Engineer to order memiliki cara kerja dengan pelaksanaan sesuai alur berikut ini:


1. Penawaran


Alur pertama dari sistem engineer to order yaitu penawaran. Dalam kegiatan penawaran ini, perusahaan dan pelanggan akan bertemu dan bernegosiasi mengenai produk yang ingin dipesan. Pelanggan akan memberikan spesifikasi dan detail mengenai produk yang mereka inginkan, mulai dari desain produk, jenis bahan baku, dan sebagainya. 


Kemudian, perusahaan akan menjelaskan detail dari sisi produsen, seperti proses pembuatan produk, anggaran dan biaya yang dibutuhkan, serta estimasi waktu penyelesaiannya. Proses penawaran ini berlangsung hingga perusahaan dan pelanggan mencapai kesepakatan.


2. Perencanaan


Setelah tercapai kesepakatan antara perusahaan dan pelanggan, maka selanjutnya perusahaan dapat mulai menyusun perencanaan terkait pembuatan produk. Perencanaan ini meliputi penyusunan proses produksi yang dibutuhkan, pengadaan bahan baku dan material, serta penyusunan jadwal atau timeline produksi. Nantinya, seluruh proses produksi harus dilaksanakan sesuai dengan timeline yang sudah direncanakan. Dengan begitu, produk akan selesai tepat waktu dan tidak terlambat sampai ke tangan pelanggan.


3. Proses Produksi


Alur terakhir yaitu pelaksanaan proses produksi. Perusahaan bisa mulai membuat barang yang dipesan sesuai perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya. Dalam proses produksi, perusahaan juga bisa membuat satu produk sample terlebih dahulu untuk ditunjukkan kepada pelanggan. Jika pelanggan setuju dengan produk sample tersebut, maka proses produksi akan dilanjut kembali hingga seluruh produk selesai dibuat. 


Namun, jika terdapat revisi, maka perusahaan akan merevisi produk sesuai permintaan pelanggan. Adanya revisi pada proses produksi seperti ini juga sudah termasuk dalam alur penawaran di awal dan sudah disepakati bersama. Hal ini dikarenakan adanya revisi dapat menambah beban biaya serta waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang hingga selesai, sehingga perlu adanya kesepakatan terlebih dahulu antara pelanggan dan perusahaan terkait adanya revisi di tengah-tengah proses produksi.


Contoh Engineer to Order


Contoh engineer to order dapat ditemukan dalam berbagai bidang industri, antara lain sebagai berikut:


1. Mesin dan Alat Berat Khusus


Sistem engineer to order biasanya digunakan oleh industri yang memproduksi mesin dan alat berat khusus yang biasa digunakan di pabrik manufaktur. Pabrik manufaktur akan memesan mesin khusus yang cara kerjanya disesuaikan dengan proses produksi di pabriknya.


2. Peralatan Medis yang Dipersonalisasi


Perusahaan yang memproduksi berbagai peralatan medis, seperti mesin scan tubuh atau peralatan bedah tertentu, dapat menggunakan sistem engineer to order untuk memproduksi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan atau standar spesifik dari pihak rumah sakit dan lembaga medis.


3. Pembuatan Perangkat Lunak Khusus


Perusahaan pengembang perangkat lunak umumnya juga menggunakan sistem engineer to order dalam merancang dan mengembangkan berbagai perangkat lunak, seperti website, software, aplikasi mobile, dan lain sebagainya. Perangkat lunak yang dibuat nantinya akan unik dan spesifik sesuai kebutuhan bisnis pelanggan.


4. Proyek Konstruksi Bangunan


Dalam industri konstruksi, pembuatan bangunan dilakukan dengan sistem engineer to order karena nantinya bangunan yang dibuat akan disesuaikan dengan desain dan keinginan pelanggan, baik secara eksterior maupun interior. Proyek konstruksi bangunan seperti ini dapat melibatkan berbagai pihak sekaligus, seperti kontraktor, handyman, arsitek, hingga interior designer.


5. Industri Konveksi dan Tailor


Contoh engineer to order juga bisa diterapkan dalam industri konveksi dan tailor, yang memproduksi berbagai pakaian sesuai pesanan pelanggan. Misalnya seperti, pemesanan kaos panitia untuk acara tertentu, pemesanan jersey khusus untuk acara marathon, hingga pembuatan gaun pengantin khusus.


Dengan menggunakan sistem produksi engineer to order, perusahaan dapat mengurangi resiko kerugian akibat adanya stok bahan baku maupun stok barang jadi yang menumpuk di gudang. Selain itu, perusahaan juga bisa memproduksi barang yang benar-benar customized sesuai pesanan pelanggan, sehingga hasil produksi menjadi lebih unik dibandingkan produk lainnya. 


Namun, di samping kelebihan di atas, sistem engineer to order juga memiliki kelemahan, salah satunya yaitu perusahaan tidak bisa memastikan kapan pesanan akan masuk sehingga flow penjualan tidak bisa diprediksi seperti pada sistem produksi konvensional. Oleh karena itu, perusahaan harus sering bertemu dengan konsumen untuk melakukan proses penawaran. Perusahaan juga bisa membangun portfolio yang menarik dari hasil produksi yang telah dilakukan sebagai bentuk strategi marketing untuk memikat lebih banyak konsumen.


Bagikan Artikel

Artikel Lainnya