23 September 2022

Beragam Jenis & Keuntungan IPO (Initial Public Offering) pada Perusahaan

IPO atau Initial Public Offering merupakan salah satu kegiatan mendukung peningkatan pendapatan pada perusahaan melalui saham. Solusi pendanaan ini memberi harapan bahwa perusahaan tersebut dapat mempertahankan kelangsungan bisnis, berkembang dengan pesat dan dapat eksis untuk jangka waktu yang panjang.

Untuk mengenal lebih jauh mengenai IPO, simak jenis-jenis serta keuntungan perusahaan dalam melakukan Initial Public Offering demi keberlangsungan bisnis.

IPO, Penawaran Umum Perdana di Dunia Bisnis

Pengertian IPO adalah penawaran saham perdana. Artinya, kondisi penjualan saham suatu perusahaan pertama kali ditawarkan kepada masyarakat atau publik. Melalui kegiatan ini, semua orang dapat membeli saham dan perusahaan dapat memperoleh dana tambahan.

Pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering bisa disebut sebagai perusahaan publik atau Go Public. Sebelum adanya IPO, suatu perusahaan bersifat pribadi dan hanya memiliki beberapa pemegang saham. Masyarakat umum tidak memiliki akses untuk membeli saham kecuali memintanya langsung kepada pemilik perusahaan.

Dengan IPO, perusahaan dapat memperoleh dana dalam jumlah yang besar dan diterima sekaligus dengan cost of fund yang relatif rendah dibandingkan perolehan dana melalui perbankan. Di masa mendatang, perusahaan yang Go Public juga dapat melakukan Secondary Offering, sehingga perusahaan mempunyai akses dana yang tanpa batas melalui global fund manager.

Prosesnya dimulai dari perekrutan bankir investasi dan pengacara oleh perusahaan untuk menjamin penawaran. Setelah Go Public, perusahaan wajib melaporkan laporan keuangan dan kinerjanya kepada publik di website Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berkala, dalam hal ini per kuartal tiga bulan sekali.

Perusahaan yang berencana untuk Go Public biasanya bekerja sama dengan perusahaan penjamin emisi (underwriter), untuk membantu proses IPO. Hal ini karena dibutuhkan banyak persyaratan dokumen serta persiapan yang matang sebelum perusahaan tersebut dimiliki dan diawasi masyarakat secara langsung. Selain mempersiapkan persyaratan, perusahaan penjamin emisi juga mengevaluasi dan menentukan nilai saham yang akan dijual kepada publik.

Initial Public Offering biasanya menarik banyak investor. Namun, belum tentu berhasil membeli saham karena penjualan saham dalam IPO umumnya terbatas. Proses pembelian saham tentu dijamin oleh bank investasi, pialang (perantara), atau sekelompok pialang. Mereka membeli saham dari perusahaan, lalu menjual dan mendistribusikannya kepada investor melalui IPO.

Baca juga: Financial Forecasting, Kenapa Penting untuk Perusahaan?

Jenis-Jenis IPO 

Bagi Anda yang tertarik membeli saham perusahaan Go Public, dibutuhkan pemahaman terlebih dahulu untuk mengurangi risiko kerugian. Terdapat beberapa jenis IPO yang ditawarkan di pasar saham. Jenis-jenis Initial Public Offering adalah sebagai berikut.

1. Saham Blue Chip

Blue chip adalah saham yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dengan reputasi yang bagus. Kredibilitas saham tersebut juga telah diakui. Biasanya saham ini adalah perusahaan-perusahaan yang menjadi market leader di bidangnya. Produknya pun banyak digunakan oleh masyarakat dalam jangka waktu panjang sekalipun.

Profit yang diperoleh perusahaan juga stabil. Dengan demikian, pemilik saham blue chip pasti mendapatkan dividen atau pembagian keuntungan sesuai perjanjian dalam jangka waktu tertentu.

2. Saham Income

Saham income berarti pemilik saham atau investor berhak mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari tahun sebelumnya. Perusahaan tersebut biasanya selalu mendapatkan peningkatan laba atau keuntungan. Kemudian, membagikan dividen secara teratur kepada pemilik saham.

3. Saham Growth

Saham growth akan dikeluarkan oleh perusahaan yang terkemuka dan merupakan perusahaan besar di bidangnya. Namun, bisa saja saham tersebut dikeluarkan perusahaan yang tidak terlalu besar, seperti yang terletak di daerah. Meski begitu, perusahaan tersebut dapat memperoleh laba atau profit yang meningkat secara signifikan.

4. Saham Spekulatif

Saham spekulatif adalah saham yang tidak menjanjikan keuntungan besar setiap saat. Namun, tak perlu khawatir, saham tersebut dapat berpeluang menghasilkan profit yang besar di masa depan.

5. Saham Counter Cyclical

Saham counter cyclical adalah saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi dunia. Bahkan pada masa krisis ekonomi, saham ini tetap bisa menghasilkan profit yang besar. Oleh karena itu, biasanya harga saham ini akan tetap tinggi walaupun pada masa resesi global.

6. Saham Gorengan

Saham gorengan bisa disebut dengan saham abal-abal, yang berarti dapat naik dan turun secara tiba-tiba. Seakan-akan saham gorengan punya aktivitas jual beli saham tinggi dan punya potensi menguntungkan. Namun sebenarnya hanya terlihat ramai, tapi tidak menghasilkan. Saham ini membuat investor terpedaya dan mengalami kerugian. Itu diakibatkan adanya permintaan yang semu dari saham gorengan.

Baca juga: Apa itu Business Plan dan Cara Membuatnya untuk Memulai Usaha Anda

Keuntungan Perusahaan Melakukan IPO

Tidak sedikit perusahan-perusahaan besar menerapkan IPO, seperti Apple dan Google. Selain perusahan besar, ada juga startup yang berani melakukan Initial Public Offering, yaitu Gojek. Hal itu tentu dilakukan karena banyaknya keuntungan yang didapatkan dari IPO, yaitu:

1. Meningkatkan Nilai Perusahaan

Dengan melakukan IPO, perusahaan akan mendapatkan tambahan modal. Salah satunya, bisa digunakan untuk ekspansi agar terus bertumbuh dan berkembang. Selain itu, strategi ini juga membuka peluang perusahaan dalam memiliki suku bunga yang  tinggi ketika memberikan pinjaman.

Perusahaan pun dapat menerbitkan lebih banyak saham untuk dijual selama terdapat permintaan pasar. Dengan manfaat ini, perusahaan lebih mudah untuk mengatur merger dan akuisisi.

2. Ajang Company Branding

Ketika perusahaan melakukan IPO, biasanya akan disorot oleh media karena termasuk Go Public. Semakin banyak orang yang mengenal perusahaan tersebut, tentu menjadi tertarik untuk membeli saham tersebut. Hasilnya, harga saham pun mengalami kenaikan.

Di sisi lain, publikasi ini akan meningkatkan citra dan eksposur terhadap produk atau perusahaan itu sendiri, karena secara tidak langsung jadi alat marketing. Sehingga akan membuka peluang pada munculnya calon-calon pelanggan produk.

3. Saham IPO Dapat Dijual dengan Cepat

Salah satu daya tarik saham IPO adalah dapat dijual cepat. Prosesnya pun tak sulit, baik secara online maupun melalui panggilan telepon, saham yang dibeli dapat dijual kapan saja. Investor juga dapat membuka pemesanan terbatas dengan harga dan jumlah saham yang telah ditetapkan.

4. Mendapat Insentif Pajak 

Pemerintah memberikan insentif pajak bagi perusahaan Go Public melalui penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2013 tentang Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka.

Melalui aturan ini perusahaan memperoleh penurunan tarif PPh sebesar 5% lebih rendah dari tarif PPh Wajib Pajak badan dalam negeri. Penurunan PPh itu baru didapatkan jika 40% sahamnya tercatat untuk diperdagangkan di Bursa dan memiliki minimal 300 pemegang saham.

5. Kemampuan Melangsungkan Usaha

Perusahaan yang pengolahannya masih satu keluarga menjadi salah satu masalah yang menyebabkan kerugian. Ketika terjadi perpecahan dalam keluarga, tentu berdampak terhadap keberlangsungan perusahaan. Dengan menjadi perusahaan IPO, setiap keluarga dapat memiliki saham perusahaan sesuai porsinya masing-masing.

Baca juga: Mengenal Virtual Account dan Manfaatnya untuk Bisnis

Investasi pada saham IPO memiliki keuntungan dan risikonya tersendiri, baik bagi perusahaan maupun investor. Tidak hanya meningkatkan modal, juga bisa mendapatkan eksposur, prestise, dan citra yang baik di mata masyarakat. Tentu saja di balik peluang yang ada, terdapat risiko. Namun, Anda bisa meminimalkan risiko investasi dengan mempelajari secara rinci perusahaan dan jenis sahamnya.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya