9 Februari 2024
Pengertian Sociopreneur dan Karakteristiknya
Sociopreneur menjadi istilah yang tak asing di dunia wirausaha. Bahkan istilah tersebut kerap terdengar di kalangan generasi milenial. Apa perbedaannya antara socioupreneur dan entrepreneur? Sociopreneur ini singkatnya adalah sosok agen perubahan yang memiliki visi misi kuat pada bisnisnya dengan tujuan sosial, sedangkan entrepreneur lebih kepada bisnis yang menggunakan laba untuk keuntungan signifikan terhadap usaha tersebut.
Meski tujuannya mulia, memulai bisnis dengan model seperti ini butuh proses, komitmen, dan persiapan yang matang. Prospek kerja di bidang ini pun sangat mumpuni, selain berbisnis, Anda juga dapat membawa manfaat bagi orang banyak.
Lalu, bagaimana dan apa bisnis seorang sociopreneur? Simak pengertian sociopreneur dan karakteristiknya di bawah ini.
Apa Itu Sociopreneur?
Sociopreneur berasal dari kata social dan entrepreneurship, yang menggabungkan konsep bisnis dengan isu sosial. Pengertian sociopreneur adalah seseorang yang berwirausaha berbasis bisnis, dengan misi utama menciptakan social-impact, seperti meningkatkan harkat dan taraf hidup masyarakat kelas menengah ke bawah.
Dengan demikian, seorang sociopreneur harus berani mengambil resiko dan berusaha keras untuk memberikan dampak positif melalui berbagai inisiatif yang dilakukannya.
Jika bisnis pada umumnya berusaha mengejar profit setinggi-tingginya, sociopreneurship lebih menekankan pada unsur isu sosial daripada keuntungan semata, namun bukan berarti mengabaikan keuntungan itu sendiri. Mereka tetap menghasilkan profit, akan tetapi lebih condong dimanfaatkan untuk kegiatan sosial positif dibanding memperkaya diri. Contoh socioprenour adalah seperti kegiatan unutk para difabel, anak yatim, dan keluarga kurang mampu.
Tak hanya berkutat pada bidang ekonomi, ada berbagai bidang sociopreneurship yang banyak diadopsi saat ini, seperti pendidikan, agrikultur, industri kreatif, kesehatan, dan kemanusiaan. Tentu saja, jenis bisnisnya juga sesuai dengan tujuan didirikannya usaha tersebut. Biasanya, bisnis ini juga berawal dari suatu komunitas yang sudah memiliki omset cukup untuk melakukan kontribusi terhadap lingkungan sekitar.
Sederhananya, sociopreneur merupakan bentuk ideal dari kegiatan sosial. Alasannya, karena dengan konsep sociopreneur, masyarakat yang disasar menjadi mandiri dan tak bergantung dengan donasi satu arah, seperti yang terjadi pada lembaga sosial.
Manfaat Sociopreneur
Apa manfaat yang didapatkan dari Sociopreneur tersebut? Berikut beberapa diantaranya:
1. Bertanggung Jawab terhadap Lingkungan
Kegiatan ini membantu pelaku bisnis untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Karena selain untuk mencari profit perusahaan, kepedulian dan kesejahteraan sekitar juga menjadi isu penting bagi perusahaan atau wirausaha yang sudah berdiri stabil.
2. Membantu Masalah Sosial
Manfaat selanjutnya dari seorang socioupreneur akan membantu menyelesaikan permasalahan sosial di masyarakat atau lingkungan sekitarnya. Seperti dalam hal edukasi misalnya membantu kebutuhan sekolah yang kurang memadai, kegiatan menanam tanaman untuk lingkungan lebih hijau, membangun tempat ibadah, membuat tempat pembuangan sampah, dan lainnya.
3. Menghasilkan Inovasi yang Bermanfaat
Manfaat selanjutnya yaitu bisa menghasilkna inovasi, misal berupa produk atau jasa untuk kebutuhan masyarakat sekitar. Seperti misalnya jasa pengolahan sampah atau bank sampah yang bisa didaur ulang.
Karakteristik Seorang Sociopreneur
Karakteristik sebuah bisnis sosial bisa dilihat dari beberapa hal. Pertama, menerapkan prinsip bisnis dan manajemen untuk menyelesaikan masalah sosial, terutama saat ada kebutuhan yang belum terpenuhi. Kedua, menekankan pengembangan solusi yang efisien, terjangkau, dan hemat biaya. Ketiga, solusi yang berkelanjutan.
Maka dari itu, untuk menjadi seorang sociopreneur, tentu harus tahu masalah apa yang dihadapi masyarakat dan apa yang mereka butuhkan. Ada beberapa karakteristik jika Anda ingin menjadi seorang sociopreneur. Mari simak di bawah ini.
1. Fokus pada Misi Sosial
Menjadi sociopreneur harus fokus pada visi dan misi sosial yang telah dipilih sejak awal. Hal ini sangat penting supaya bisnis sosial Anda bisa maksimal dan bisa memberikan dampak. Misalnya, Anda memilih untuk fokus pada isu kesehatan di daerah terpencil. Maka, segala usaha yang dilakukan bisnis sosial tersebut harus mengacu pada pemenuhan hak-hak kesehatan masyarakat.
2. Memiliki Skala Dampak yang Besar
Setelah memilih misi, Anda harus memiliki target skala dampak yang ingin dicapai. Dianjurkan bisnis sosial yang dijalankan bisa memberi dampak tak hanya bagi satu daerah, tetapi juga mencapai banyak daerah lain di sekitarnya.
Dimulai dari menetapkan secara spesifik demografi masyarakat yang menjadi target bisnis dan masalah yang ingin diselesaikan. Kemudian, pikirkan mengenai kompetensi dan keterampilan yang dapat menopang bisnis tersebut, serta akses untuk mendistribusikannya.
Baca Juga: 6 Kemampuan Komunikasi Bisnis yang Penting Dikuasai
3. Peka dan Inovatif
Menjalankan bisnis sosial harus peka dan inovatif. Kedua hal ini diperlukan untuk mencapai tujuan usaha. Peka terhadap isu, kebutuhan, atau masalah yang dihadapi target demografi yang dituju. Bukan serta merta hadir, kemudian langsung melakukan kegiatan sosial tanpa melakukan riset terlebih dahulu.
Sifat inovatif juga penting. Bisa jadi, ada social enterprise lainnya yang mungkin menyasar isu yang sama dengan bisnis Anda. Dengan demikian, pelajari bagaimana mereka menawarkan solusi, kemudian pikirkan aspek apa yang bisa Anda tingkatkan dan diajak kerjasama.
4. Sifat Kolaboratif
Selain inovatif, Anda juga perlu sifat kolaboratif. Karakteristik ini berguna ketika Anda ingin bekerja sama dengan organisasi lain, baik dalam hal pendanaan maupun kegiatan. Selain itu, sifat ini juga dibutuhkan saat berhadapan dengan masyarakat seperti bersikap ramah dengan lingkungan di sekitar. Hal ini dapat melatih keyakinan kepada diri sendiri dan orang lain.
5. Terbuka pada kritik dan saran
Sociopreneurship tidak hanya tentang bisnis itu sendiri, tetapi juga tentang banyak orang yang merasakan dampak positifnya. Oleh karena itu, seorang sociopreneur harus bisa terbuka dengan kritik dan saran dari orang lain, sehingga dapat terus beradaptasi dan mengembangkan bisnis sosialnya.
6. Tingginya Naluri Berwirausaha
Meski lebih mengedepankan pada kegiatan sosial, Anda juga perlu memiliki naluri berwirausaha yang tinggi. Pasalnya, profit yang dicapai akan menjadi nahas bisnis Anda di kemudian hari. Maka dari itu, untuk menjadi seorang social entrepreneur sukses, naluri berwirausaha yang mengarah pada kesejahteraan sosial perlu dipupuk sejak dini.
7. Tidak Mudah Menyerah
Karakteristik ini wajib dimiliki para pebisnis, baik di bidang ekonomi maupun sosial. Banyak tantangan dan godaan yang akan menghampiri, terutama dalam masalah keuangan. Dengan demikian, Anda harus bisa mempertahankan komitmen yang dibuat saat membangun usaha.
Sifat tidak menyerah juga perlukan. Mungkin Anda pernah gagal, tapi Anda juga harus peduli terhadap pencapaian prestasi diri sendiri dan bangkit kembali.
Baca Juga: Kunci Sukses Memajukan UKM dari Acer & Microsoft
Prospek sociopreneurship ke depannya diproyeksikan semakin bagus, karena berkembang pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Menjadi seorang sociopreneur tak hanya harus memikirkan keuntungan perusahaan, tapi juga dituntut untuk memperhatikan dampak positif di lingkungan sekitar sebagai Agent of Change (agen perubahan) yang tidak pernah berhenti belajar.
Tipe Sociopreneur
Mengutip netimpact.org, ada 4 tipe pelaku Sociopreneur. Apa saja?
1. Non-Profil Social Entrepreneur
Tipe ini berfokus untuk menyejahterakan lingkungan sosial, yang mana memberikan keuntungan sosial masyarakat di sekitarnya. Keuntungan yang didapatkan seperti misalnya barang atau materi berupa uang akan digunakan untuk kebutuhan sosial bagi masyarakat yang membutuhkan.
2. Community Social Entreprenur
Tipe Socioupreneur yang satu ini berfokus kepada pelayanan untuk masyarakat dengan membentuk komunitas. Misalnya aktivitas seperti mengajar, pelatihan lapangan pekerjaan, atau komunitas kebersihan linkungan sekitar. Skala aktivitas ini bisa berupa individual atau organisasi kecil di area geografis yang kecil.
3. Transformational Social Entrepreneur
Tipe yang satu ini lebih kepada menciptakan bisnis yang lebih kepada pemenuhan kebutuhan sosial namun belum dapat dipenuhi oleh pemerintah. Dapat menjadi organisasi yang berkembang seiring waktu didukung adanya aturan dan regulasi. Hingga bisa jadi bekerja sama ke dalam badan pemerintahan.
4. Global Social Entrepreneur
Tipe socioupreneur yang terakhir ini yaitu berfokus untuk mengubah sistem sosial yang dapat memenuhi kebutuhan sosial secara global. Organisasi ini dapat terikat pada tujuan tertentu dan dapat bekerja sama denga wirausaha lainnya. Maka memungkinkan dapat mencapai kesuksesan lebih besar untuk memecahkan masalah sosial yang lebih global.