28 Desember 2023

Ketahui Apa Itu Penetration Testing, Manfaat, hingga Jenisnya

Saat ini, keamanan sistem komputer telah menjadi hal yang sangat penting, baik bagi individu, maupun bagi perusahaan. Berbagai macam serangan siber atau cyber crime dapat mengancam data-data penting yang dimiliki perusahaan atau individu. 

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya yang bisa meningkatkan keamanan sistem komputer. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan penetration testing atau biasa disebut pentest. Dalam artikel ini, akan dibahas lebih jauh mengenai penetration testing. Simak selengkapnya berikut ini.


Apa Itu Penetration Testing?


Penetration testing adalah sebuah metode pengujian keamanan sistem komputer dengan cara mensimulasikan serangan. Tujuannya adalah untuk menemukan kerentanan yang dapat dimanfaatkan oleh penyerang untuk melakukan serangan. Hasil penetration testing kemudian dapat digunakan oleh pemilik sistem untuk memperbaiki kerentanan tersebut dan meningkatkan keamanan sistem komputer mereka.

Penetration testing dapat dilakukan secara internal oleh tim keamanan perusahaan atau secara eksternal oleh penyedia jasa penetration testing. Penetration testing yang dilakukan secara eksternal biasanya dilakukan oleh tim yang independen dan memiliki pengalaman dalam bidang keamanan siber.


Manfaat Penetration Testing


Penetration testing memiliki beberapa manfaat positif, di antaranya yaitu:


1. Menemukan celah keamanan


Manfaat utama penetration testing adalah untuk menemukan kerentanan keamanan dalam sistem. Kerentanan ini dapat berupa kesalahan konfigurasi, bug dalam kode, atau kelemahan dalam kebijakan keamanan. Dengan menemukan kerentanan ini, pemilik sistem dapat segera memperbaikinya untuk meningkatkan keamanan sistem.


2. Memperkirakan kerugian bisnis


Selain menemukan celah keamanan, penetration testing juga dapat digunakan untuk memperkirakan kerugian bisnis yang akan terjadi jika terjadi serangan siber. Kerugian ini dapat berupa kehilangan data, gangguan operasional, atau bahkan reputasi perusahaan. Dengan mengetahui kerugian yang akan terjadi, pemilik sistem dapat mengambil langkah-langkah untuk meminimalisir kerugian tersebut.


3. Meningkatkan kesadaran keamanan


Penetration testing juga dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran keamanan bagi karyawan dan manajemen. Dengan mengetahui kerentanan yang ada, karyawan dan manajemen dapat lebih berhati-hati dalam menggunakan sistem dan mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari serangan siber.


Baca juga: Mengenal Google Smart Lock, Set Up, hingga Cara Menghapusnya!


Langkah-Langkah Penetration Testing


Langkah-langkah dalam penetration testing yakni sebagai berikut:


1. Perencanaan


Pada tahap perencanaan, penguji akan berdiskusi dengan pemilik sistem untuk menentukan ruang lingkup, waktu, dan metode pentest. Selain itu, penguji juga akan mengumpulkan informasi dasar tentang sistem yang akan diuji.


2. Pengumpulan informasi dan analisis


Pada tahap ini, penguji akan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tentang sistem yang akan diuji. Informasi ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti website, dokumen publik, dan teknik social engineering.


3. Deteksi kerentanan


Setelah informasi tentang sistem terkumpul, penguji akan melakukan deteksi kerentanan. Deteksi kerentanan dapat dilakukan secara manual maupun otomatis dengan menggunakan tools.


4. Eksploitasi


Pada tahap ini, penguji akan mencoba mengeksploitasi kerentanan yang ditemukan. Eksploitasi dilakukan untuk mengetahui apakah kerentanan tersebut dapat dimanfaatkan oleh penyerang untuk melakukan serangan.


5. Pelaporan dan analisis


Pada tahap ini, penguji akan membuat laporan tentang hasil pentest. Laporan ini akan berisi informasi tentang langkah kerja yang dilakukan, kerentanan yang ditemukan, dan usulan perbaikan.


Jenis-Jenis Penetration Testing


Terdapat beberapa jenis penetration testing yang umum dilakukan, antara lain sebagai berikut:


1. Black Box Testing


Pada metode black box testing, penguji tidak memiliki informasi apa pun tentang sistem yang akan diuji, termasuk infrastruktur dan kode sumber. Mereka harus berperan sebagai penyerang dan mencari kerentanan yang dapat dieksploitasi. Oleh karena itu, penguji harus mengumpulkan semua informasi yang diperlukan, menganalisisnya, dan menentukan jenis serangan yang akan dilakukan.

Penguji black box harus familiar dengan alat pemindaian otomatis dan metodologi penetration testing manual. Mereka juga harus mampu membuat peta sistem yang diuji berdasarkan pengamatan mereka.

Durasi pengujian dengan metode black box tergantung pada kemampuan penguji untuk menemukan dan mengeksploitasi sistem. Jika penguji tidak memiliki kemampuan yang baik, kerentanan sistem mungkin tidak akan ditemukan dan diperbaiki.


2. Grey Box Testing


Grey box testing adalah tahap lanjutan dari black box testing. Jika black box testing memposisikan penguji sebagai penyerang, maka grey box testing memposisikan penguji sebagai pengguna. Dalam metode ini, penguji memiliki akses dan informasi terbatas, hanya sebatas yang dimiliki oleh pengguna.

Tujuan dari metode grey box adalah untuk memberikan penilaian keamanan yang lebih efisien daripada black box. Dengan memiliki sejumlah informasi, penguji dapat menguji sistem keamanan dan mensimulasikan serangan dengan lebih akurat. Metode grey box juga memungkinkan penguji untuk melakukan pengujian secara lebih terfokus untuk mengeksploitasi kerentanan dengan risiko yang lebih tinggi.


3. White Box Testing


Pada white box testing, penguji memiliki semua informasi yang diperlukan untuk melakukan pentest, termasuk kode sumber, konfigurasi sistem, dan arsitektur sistem. Hal ini membuat penguji dapat melakukan pengujian dengan lebih komprehensif dan akurat.

Namun, white box testing juga memakan waktu yang lebih lama daripada metode lainnya. Hal ini karena penguji harus terlebih dahulu mempelajari semua informasi yang diberikan, kemudian melakukan pengujian secara menyeluruh.

Meskipun memakan waktu yang lama, white box testing merupakan metode yang paling efektif untuk menemukan kerentanan internal dan eksternal. Oleh karena itu, white box testing sering dianggap sebagai metode terbaik untuk penetration testing.


Bagi Anda yang butuh melakukan penetration testing, Anda dapat menggunakan layanan keamanan siber dari Acer Cyber Security. Acer Indonesia menyediakan berbagai solusi keamanan siber mulai dari layanan pengujian intrusif maupun non-intrusif yang dilakukan secara berkala, layanan penilaian risiko yang komprehensif, perancangan solusi keamanan siber yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien, serta layanan pemantauan proaktif untuk mengidentifikasi dan merespons serangan siber dengan cepat dan tepat.

Bersama layanan Acer Cyber Security, perusahaan Anda tidak hanya dapat mencegah kerugian yang dapat terjadi dari resiko serangan siber, tetapi juga dapat berfokus pada bisnis inti karena sistem perusahaan telah terlindungi oleh para ahli berpengalaman serta dukungan teknologi terdepan.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya