25 Oktober 2022

Pengertian Load Balancing pada Server Perusahaan

Load Balancing merupakan salah satu solusi yang bisa Anda lakukan untuk menjaga uptime dan kecepatan server Anda. Seperti pada website beberapa marketplace yang jarang terkena gangguan ketika event diskon besar-besaran, itu karena fungsi load balancing yang optimal.

Lalu, apa itu load balancing dan manfaat dalam bisnis berbasis website atau aplikasi? Simak lebih lanjut pengertian, manfaat, dan cara kerja load balancing untuk mengetahui seberapa pentingnya solusi tersebut untuk menunjang bisnis Anda.

Apa Itu Load Balancing?

Pengertian load balancing adalah metode untuk mendistribusikan traffic ke beberapa server agar tidak membebani satu server saja. Dampaknya, kekuatan server menjadi seimbang, sehingga tidak terjadi overload. Server website yang kelebihan beban membuat proses muat halaman menjadi lambat, atau bahkan tidak terhubung sama sekali.

Dengan demikian, jika Anda mempunyai situs atau aplikasi bisnis dengan traffic tinggi, tentunya akan memerlukan resources atau sumber daya yang cukup banyak untuk menghindari mengalami gangguan atau down.

Pada prinsipnya, load balancing akan mendistribusikan permintaan beban jaringan secara efisien di beberapa server. Dengan pemerataan distribusi, website atau aplikasi bisnis menjadi lebih responsif dan stabil ketika diakses oleh pengguna. Selain itu, memastikan ketersediaan hanya ke server yang sedang online, dan memberikan fleksibilitas untuk menambah atau mengurangi server sesuai permintaan.

Manfaatnya untuk Website

Manfaat load balancing bukan hanya untuk menyeimbangkan traffic sehingga memberi pengalaman pengguna dengan optimal saat mengakses website. Ternyata manfaatnya untuk pengguna maupun pebisnis lebih dari itu. Apa saja? Berikut daftarnya.

1. Kemudahan Upgrade dan Downgrade

Jika bisnis Anda memiliki website sebagai alat pemasaran atau platform penjualan, tentu harus mengunggah konten yang menarik minat pembaca. Bukan hanya mengenai produk yang Anda jual, tapi juga konten lain yang masih relate dengan kebutuhan target market Anda. Pembaca yang semakin banyak, berarti traffic yang semakin banyak. 

Melalui load balancingtraffic dapat tersebar di beberapa server dan lebih mudah ditangani. Sehingga, potensi lonjakan traffic yang membuat situs menjadi lambat bahkan gagal dimuat, dapat diminimalisir. Selain itu, administrator server juga dapat menaikkan atau menurunkan skala server website sesuai kebutuhan website tersebut.

Baca Juga: Big Data: Manfaat, Jenis, dan Klasifikasinya yang Perlu Diketahui

2. Redundansi

Dengan metode load balancing, proses distribusi traffic juga bisa dipermudah dengan mengeliminasi proses yang tidak perlu, atau disebut dengan redudansi. Metode ini dapat menyeimbangkan kerja beberapa server meski salah satunya bermasalah. Jika terdapat tiga website server dan salah satunya mengalami kerusakan (down), load balancer akan secara otomatis mengalihkan traffic ke dua web server lain sehingga tetap menjaga website selalu berjalan dan dapat diakses oleh pengguna.

Dengan beban server yang seimbang, baik Anda maupun pengguna dapat merasa aman karena server akan selalu online untuk menangani masalah pada traffic website.

3. Meningkatkan Performa

Load balancing memungkinkan Anda melakukan pemeliharaan server di mana pun berada. Ini artinya, Anda bisa mengurangi sekaligus menaikkan performa website. Penggunaan metode ini memungkinkan Anda dan pengunjung dapat merasakan performa yang berbeda sebelum menggunakan load balancing. Barangkali jika sebelumnya halaman website Anda lambat diakses atau mengalami error, performanya akan jauh lebih baik ketika load balancer sudah aktif.

4. Manajemen Kegagalan

Load balancing membantu Anda mendeteksi kegagalan dan menanganinya dengan efisien. Manajemen ini memastikan kegagalan apa pun tidak mempengaruhi beban server. Dengan menggunakan beberapa pusat data yang tersebar, Anda dapat mengetahuinya dan memotong jalur kegagalan yang terdeteksi, kemudian mengembalikan sumber daya ke server lain yang tidak terpengaruh.

5. Meningkatkan Fleksibilitas

Dengan beban server yang seimbang, administrator website memiliki fleksibilitas dalam menangani traffic. Apalagi dengan pembagian beban traffic yang rata, akan membantu Anda menghemat server resources. Hal ini berdampak pada respons yang lebih cepat dan administrator website juga dapat melakukan tugas pemeliharaan server secara bertahap, sehingga meningkatkan efisiensi dari bisnis Anda.

Baca Juga: Apa Itu DNS Server dan Bagaimana Manfaatnya?

Cara Kerja Load Balancing 

Cara kerja load balancing sederhana, yakni saat server atau aplikasi menerima traffic dari luar, tool untuk load balancer akan membagikan traffic tersebut ke beberapa server yang tersedia secara rata dan optimal. Secara teknis, load balancing memiliki beberapa metode yang menggunakan berbagai algoritma berbeda. Simak penjelasannya di bawah ini.

1. Round Robin

Round Robin adalah metode yang cocok untuk server dengan spesifikasi yang sama dan tidak banyak koneksi yang terus-menerus. Beban diberikan secara bergiliran dan berurutan dari satu server ke server lainnya sehingga membentuk sebuah rotasi.

Saking sederhananya, metode ini jadi yang paling banyak digunakan. Namun, algoritma Round Robin tidak mempertimbangkan beban dan karakteristik masing-masing server, karena menganggap bahwa tiap server memiliki kemampuan, jenis, dan karakteristik yang sama.

2. Least Connection

Least Connection adalah metode yang mengevaluasi kekurangan Round Robin dalam membaca beban tiap server. Baik Round Robin atau Least Connection, sama-sama menjaga distribusi traffic yang merata di semua server yang tersedia. Bedanya, Least Connection melakukan pembagian berdasarkan server yang mempunyai the least connection atau server yang mempunyai koneksi paling sedikit di daftar server yang ada. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan overload pada server karena besarnya traffic yang diterima.

3. Least Response Time

Least Response Time adalah metode yang lebih canggih dari Least Connection. Least Response Time menggunakan dua cara dalam distribusi permintaan data klien, yakni mengarahkan traffic ke server dengan koneksi aktif terkecil dan koneksi pada waktu respons paling cepat. Dampaknya, dengan mengetahui kecepatan respons server dapat membantu administrator mengetahui beban sebuah server. Selain itu, proses ini dapat menjadi gambaran user experience saat mengakses website.

4. Least Bandwidth

Least Bandwidth adalah salah satu metode load balancing yang sederhana, karena mencari server yang melayani jumlah traffic paling sedikit dalam ukuran megabit per detik (Mbps). Saat terjadi permintaan akses data, load balancer akan mendistribusikannya ke server yang memiliki traffic paling kecil.

5. IP Hash

Dalam metode IP Hash, alamat IP pengunjung akan menentukan server mana yang akan mendapatkan permintaan data. Dalam metode ini, permintaan akses data ke sebuah server ditentukan lewat berbagai data yang berhubungan dengan IP (Incoming Packet), seperti alamat IP destinasi, port number, URL, hingga nama domain.

Baca Juga: Kenapa Perusahaan Penting Melakukan Backup Data?

Load balancing penting digunakan agar website selalu berikan respons optimal bahkan ketika dibanjiri banyak pengunjung. Distribusi permintaan data akan mencegah terjadinya overload. Metode ini perlu dilakukan bagi Anda yang memiliki website bisnis, yang siap diakses kapan saja.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya