5 September 2022
Memaksimalkan Profesi Technopreneur Profesional Secara Tepat
Technopreneurship menjadi pembahasan menarik pada kalangan dewasa muda di seluruh dunia karena mampu membuka peluang bisnis di era digital ini. Terbukti dengan hadirnya berbagai startup dari para technopreneur yang begitu jeli melihat kombinasi antara peluang usaha dengan pemanfaatan teknologi yang ada.
Seberapa besar pengaruhnya profesi ini dalam dunia bisnis di era digital? Ketahui lebih lanjut mengenai profesi, karakteristik, dan contoh technopreneur di bawah ini.
Profesi Technopreneur
Sama seperti entrepreneur, seorang technopreneur selalu mencari peluang dan mengubahnya menjadi kenyataan dalam bentuk produk dan jasa untuk memaksimalkan keuntungan dan mengembangkan usaha. Namun perbedaannya, profesi ini melakukan pemanfaatan bisnis berbasis teknologi untuk memberikan nilai tambah dalam menghasilkan produk baru yang inovatif di masyarakat.
Bisnis yang dijalankannya memanfaatkan teknologi dan memiliki peluang pertumbuhan yang tinggi serta kekayaan intelektual yang tinggi. Peluang tersebut dapat dilihat dari jumlah pengguna smartphone yang setiap tahun semakin bertambah serta perilaku konsumtif masyarakat.
Konsep kerja seorang technopreneur bukanlah tentang uang, melainkan penegasan bahwa ide atau kekayaan intelektual yang dimiliki dan dikembangkan menghasilkan produk yang layak dan berhasil secara komersial.
Manfaat Menjadi Seorang Technopreneur
Ada beberapa manfaat penting menjadi seorang technopreneur, yaitu:
- Menciptakan lapangan kerja baru karena kebutuhan akan sumber daya manusia untuk mengoperasikan bisnis.
- Meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal sebagai solusi menyelesaikan masalah di sekitar masyarakat.
- Diversifikasi dan desentralisasi bisnis.
- Pendorong perkembangan teknologi dan inovasi.
- Peningkatan ekonomi negara.
- Mendorong kewirausahaan.
Profesi technopreneur tidak terikat oleh waktu kerja dan biaya usaha, karena tidak membutuhkan ruangan fisik. Meski begitu, profesi ini tetap berpotensi memperoleh valuasi besar.
Baca juga: Membangun Teamwork, Pahami Definisi dan Manfaatnya dalam Bisnis
Karakteristik Menjadi Seorang Technopreneur
Menjadi technopreneur profesional tidak dibangun dalam satu malam. Membutuhkan bekerja keras dan harus bisa membedakan antara bisnis dan teknologi. Karena seringkali orang berpikir bahwa memulai bisnis harus dari teknologi. Nyatanya, semua harus dimulai dengan uji coba bisnis terlebih dahulu, sementara pemanfaatan teknologi hanya membuat semuanya jadi lebih mudah.
Lalu, karakteristik seperti apa untuk memaksimalkan profesi technopreneur yang profesional? Berikut poin-poinya:
1. Kerja sama tim
Rencana bisnis apa pun tidak akan berhasil tanpa sebuah tim yang kompak. Begitu juga dengan technopreneurship, di mana dibutuhkan tim dengan keahlian beragam yang relevan terhadap ide dan rencana bisnis untuk bekerja sama. Dalam bisnis apa pun, kerja sama tim merupakan aset utama sebuah perusahaan teknologi yang sukses.
2. Memiliki kemampuan konseptual dan problem solving
Sebagai seorang pebisnis, tentu tak lepas dari masalah. Oleh karena itu, memiliki kemampuan problem solving yang baik menjadi hal penting, bukan hanya mengatasi masalah bisnis secara internal, tapi juga masalah publik dengan ide-ide cerdas Anda. Selain itu, skill konseptual juga dibutuhkan untuk menganalisis biaya, waktu, sumber daya, berdasarkan data yang akurat agar hasil yang diperoleh maksimal.
3. Pengambilan keputusan
Dalam proses penyelesaian masalah akan menghasilkan beberapa alternatif. Sebagai seorang pebisnis teknologi, Anda harus bisa mengambil keputusan tepat untuk membuat strategi bisnis yang efektif.
4. Memiliki Need for achievement (N-Ach) yang tinggi
Need for achievement (N-Ach) adalah kepribadian yang memicu seseorang untuk ingin selalu berbuat lebih baik dan terus maju. Karakter ini memiliki tujuan yang realistis dan pengambilan risiko yang telah diperhitungkan. Seseorang yang memiliki N-Ach tinggi biasanya menyukai situasi kerja yang mengedepankan peningkatan atau kemajuan kerja.
5. Memiliki wawasan dan cara pikir yang luas
Kegagalan dalam berbisnis bisa saja terjadi. Namun, seorang pebisnis yang memiliki pola pikir berkembang akan merasakan bahwa kegagalan tersebut adalah pengalaman dan pengetahuan baru dan menjadi pelajaran untuk masa depan. Dengan wawasan dan cara pikir yang luas, seorang technopreneur akan berpikir bahwa kesuksesan bukan “menjadi yang terbaik”, tetapi “melakukan yang terbaik”.
Baca juga: Pengertian Sociopreneur dan Karakteristiknya
Contoh Para Technopreneur
Technopreneurship umumnya menjadi pencetus lapangan kerja dengan konsep baru. Banyak contoh technopreneur yang berhasil dan sukses di kancah nasional maupun global. Keberhasilan dari segi produk, antara lain marketplace seperti e-commerce, startup, transportasi online, dan masih banyak lagi.
Sementara dari segi publik figur, berikut adalah contoh technopreneur sukses yang bisa dijadikan inspirasi:
- Elon Musk
Sosok technopreneur panutan ini telah dianggap sebagai Tech Geeks. CEO perusahaan SpaceX, PayPal, dan Tesla selalu berusaha mengembangkan teknologinya demi kepuasan lebih terhadap para konsumennya. - Mark Zuckerberg
Melalui pengembangan teknologi jaringan sosial yang berbasis web, yaitu Facebook, Mark Zuckerberg menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Ini berkat keberhasilan aplikasi yang bisa menghubungkan seluruh dunia untuk berkomunikasi. - Travis Kalanick dan Garret Camp
Travis Kalanick dan Garrett Camp adalah pendiri Uber. Keduanya yang memiliki ide tentang cara berbeda untuk memanggil taksi. Menggunakan kekuatan teknologi (membangun aplikasi yang terintegrasi GPS), keberadaan Uber benar-benar mengubah ekonomi industri transportasi, khususnya taksi. - Steve Chen, Chad Hurley, dan Jawed Karim
Ketiga technopreneur ini berhasil merancang dan mengembangkan YouTube sebagai media sosial berbagi video. Kini, YouTube dikenal sebagai situs ketiga yang paling banyak dikunjungi di internet, setelah Google dan Facebook. - Bill Gates
Bill Gates adalah salah satu contoh technopreneur yang paling terkenal di dunia sebagai orang terkaya selama beberapa tahun. Jiwa pengusaha dalam dirinya bersama Paul Allen jadi awal dari terbentuknya perusahaan Microsoft yang kini mengubah dunia. - Jeff Bezos
Jeff Bezos adalah pendiri toko online yang memulai bisnis dari penjualan buku saja bernama Amazon. Dengan berjalannya waktu, dia berhasil mengembangkannya menjadi toko yang menjual berbagai barang apapun. - Nadiem Makarim
Contoh technopreneur di Indonesia adalah Nadiem Makarim, sebagai pendiri Gojek. Dalam perkembangannya, Gojek tak hanya beroperasi di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara di Asia Tenggara. Bahkan, kini mulai berkolaborasi dengan salah satu e-commerce terkenal di Indonesia. Kemampuan problem solving-nya telah memudahkan hidup jutaan orang saat ini dalam bidang transportasi. - Gamal Albinsaid
Pada bidang kesehatan, ada Gamal Albinsaid. Dia adalah CEO perusahaan Indonesia Medika, platform yang menghubungkan tenaga kesehatan dengan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan. - William Tanuwijaya
Latar belakang dan pengalaman kerjanya di industri informatika membuatnya ingin mendirikan bisnis sendiri. Alhasil, William Tanuwijaya dan temannya, Leontinus Alpha Edison, untuk mendirikan Tokopedia, yakni marketplace yang menghubungkan penjual dan pembeli secara online. Hingga kini, William masih memegang misi Tokopedia untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia. - Ferry Unardi
Ferry Unardi bersama dua sahabatnya, Derianto Kusuma dan Albert Zhang, mendirikan Traveloka. Pada awalnya, platform tersebut merupakan sebuah situs pencari dan pembanding tiket pesawat saja. Lambat laun, Ferry melebarkan bisnisnya menjadi platform situs pemesanan tiket online, baik transportasi hingga leisure travel.
Seorang technopreneur tidak selalu mengembangkan jenis bisnis dari cara tradisional, lalu beralih pada usaha yang menggabungkannya dengan teknologi. Kini, teknologi yang sedang sangat diminati dan terus diteliti dalam technopreurship adalah kecerdasan buatan, seperti Augmented Reality, blockchain, Internet of Things, 3D printing, Big Data, dan cloud computing.
Baca juga: 10 Soft Skill Penting yang Dibutuhkan dalam Dunia Kerja
Untuk memaksimalkan potensi profesi technopreneur, ada beberapa pengalaman yang bisa membantu Anda dalam melakukan set-up bisnis, antara lain mengikuti proyek bisnis, mengikuti training, melatih public speaking, dan kemampuan mengorganisasi event.