5 September 2022

Memahami Karakteristik Utama yang Harus Dimiliki Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur menghasilkan produk-produk yang memiliki solusi atas kebutuhan berbagai lapisan masyarakat. Dari beragamnya jenis perusahaan, manufaktur memiliki perbedaan yang cukup signifikan dari bisnis lainnya.

Sesuai dengan definisi kata “manufaktur” yang artinya dibuat oleh tangan, usaha ini mengelola bahan mentah menjadi produk yang siap untuk dipasarkan. Ada tiga proses dasar dalam manufacturing, yaitu rencana produk, tahapan proses pembuatan, dan pemilihan material.

Proses produksinya menyertakan berbagai faktor, di antaranya SDM, SDA, hingga peralatan mesin yang besar. Kegiatan bisnis tersebut dikategorikan sebagai perusahaan dagang, sebab sifatnya menjual sebuah produk.

Konsep PriceProcessProductPromotion, dan Place merupakan kunci karakter perusahaan manufaktur. Bisnis ini bisa mengatur produk apa saja yang akan diciptakan dan menentukan nilai jualnya. Adanya perbedaan konsep dan karakteristik tersebut, perusahaan manufaktur memiliki strategi yang berbeda. Seperti Acer Manufacturing Indonesia (AMI) sebagai perusahaan yang telah memiliki banyak pengalaman untuk melakukan perakitan produk yang berkualitas dan dapat diterima oleh pasar serta pelanggan Indonesia.

Baca juga: Memahami Quality Control, Apa Manfaat & Cara Kerjanya?

Untuk memahaminya, simak lebih lanjut melalui artikel ini tentang karakteristik perusahaan manufaktur dan hasil cakupan kerja yang dilakukan Acer Manufacturing Indonesia.

1. Proses Pengelolaan Produk (Process)

Aktivitas utama dalam manufacturing adalah pengelolaan bahan mentah menjadi produk yang siap dimanfaatkan oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan. Ada dua proses yang terjadi di perusahaan manufaktur, yaitu proses terus menerus dan proses terputus-putus. Masing-masing tentu berkaitan dengan waktu yang dibutuhkan.

Proses pembuatan produk secara terus-menerus tentu membutuhkan waktu yang relatif lama. Contohnya, AMI membuat sebuah perangkat server, tentu saja membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Mengingat didalamnya juga terdapat komponen-komponen lain yang harus dibuat dan dilengkapi.

Sementara proses terputus-putus biasanya terjadi ketika akan membuat produk yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan pelanggan. Jadi, pihak perusahaan manufaktur tidak bisa semerta-merta langsung membuat produk, karena harus sesuai dengan permintaan pelanggan.

2. Mesin Berskala Besar (Place)

Perusahaan manufaktur sudah pasti memiliki mesin dan peralatan yang berskala besar untuk menunjang proses produksi. Mengingat, untuk bisa menghasilkan produk yang berskala besar tentu saja membutuhkan proses yang cepat dan efisien. Meski begitu, industri manufaktur tetap masih membutuhkan manusia dalam proses produksinya. Untuk mengendalikan mesin dan peralatan skala besar dibutuhkan tenaga manusia yang sudah profesional.

Karakteristik ini dimiliki oleh Acer Manufacturing Indonesia. Dari mesin-mesin canggih dan SDM yang profesional, produk-produk yang dirakit oleh AMI sudah lulus standarisasi uji internasional. Kemampuan ini juga didukung dengan sertifikasi ISO yang diperoleh AMI.

Beberapa sertifikasi ISO telah memberikan keyakinan pada pelanggan atas produk yang dirakit di AMI, antara lain sertifikasi ISO 9001 yang menekankan komitmen memenuhi kebutuhan pelanggan melalui mutu dan peningkatan, ISO 14001 untuk sistem manajemen lingkungan, dan ISO 45001 untuk manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. 

Baca juga: Penerapan POAC untuk Manajemen Perusahaan Anda

3. Produksi yang Kompleks (Product)

Karakteristik perusahaan manufaktur yang lainnya, yaitu memiliki proses produksi yang sangat kompleks. Sebab, agar bisa menghasilkan produk berkualitas, banyak orang atau divisi yang bekerja sama di dalamnya. Setiap divisi memiliki jobdesk masing-masing dan harus bisa bekerja sama dengan baik. Mereka juga melakukan tahap Quality Control (QC), memastikan apakah produk yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar dan layak untuk dijual ke pasar.

Produksi yang kompleks tersebut juga ada dalam alur kerja Acer Manufacturing Indonesia. Berawal dari Work Order Issue, yang salah satunya bisa berasal dari riset pasar. Work Order tersebut kemudian masuk dalam rencana produksi atau Production Plan yang sudah disusun, mulai dari material hingga pengemasan. Rencana produksi tersebut direalisasikan, mulai dari Material Receiving from Warehouse atau penerimaan bahan dari gudang penyimpanan.

Kemudian, masuk ke tahap Rework Process, yaitu proses pengerjaan ulang, seperti merakit komponen yang sudah ada menjadi perangkat baru. Hasil produksi yang sudah selesai kemudian masuk tahap QC. Jika produk akhir telah memenuhi persyaratan dan standar kualitas yang ditetapkan, tahap pengemasan (packing) pun dilakukan hingga kembali masuk ke warehouse untuk proses distribusi.

4.  Biaya Produksi yang Besar (Price)

Kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan manufaktur harus seimbang supaya tidak mengecewakan para pelanggan. Untuk mencapai keduanya tentu membutuhkan biaya produksi yang besar. Anggaran tersebut digunakan untuk membeli bahan baku, tenaga kerja, perawatan mesin, dan sebagainya. Meski begitu, keuntungan yang didapatkan bisa seimbang bahkan lebih besar dari biaya produksi. Hal itu bisa terjadi jika perusahaan dapat mengelola dengan baik.

Acer Manufacturing Indonesia memproduksi berbagai lini produk, seperti notebookdesktop PC, server, mini PC, dan All-in-One PC, yang tentu membutuhkan biaya produksi besar. Meski begitu, hasilnya adalah produk-produk berkualitas, hingga menempatkan posisi Acer sebagai merek yang dapat diandalkan melalui berbagai rangkaian produk tangguh dengan penghargaan Top Brand selama 14 tahun berturut-turut.

5. Pemasaran dan Penjualan  (Promotion)

Setiap proses produksi berkaitan erat dengan pemasaran dan penjualan produk. Fungsi pemasaran ini memiliki tujuan penting terutama untuk meraih keuntungan. Pada umumnya, perusahaan manufaktur memiliki strategi pemasaran demi memaksimalkan penjualan produknya yaitu dengan promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan produk agar dikenal masyarakat luas. Semakin luas jangkauan promosi, potensi mendapatkan pelanggan juga akan lebih besar, seperti yang dilakukan AMI.

Pemasaran dan penjualan yang berhasi telah membuktikan komitmen Acer dalam memberikan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Berkaitan dengan ciri-ciri yang satu ini, bisa dipahami bahwa AMI telah mempertahankan kepuasan konsumennya. Tak heran jika adanya unsur ketergantungan konsumen untuk mencari produk Acer lagi.

Salah satu strategi pemasaran dan penjualan AMI adalah menggunakan jaringan layanan purna jual yang dapat ditemui di 102 lokasi, di 34 provinsi di Indonesia. Dilengkapi keberadaan layanan Acer Contact Center dengan tarif lokal 1500-155 serta layanan melalui media sosial selama 24 jam setiap harinya.

Kepuasan pelanggan menjadi prioritas Acer dan juga dibuktikan melalui penghargaan Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) selama 11 tahun berturut-turut untuk dukungan layanan purna jual terbaik.

Baca juga: Kenali Layanan Servis Highpoint Service Network (HSN) Acer

Karakteristik perusahaan manufaktur sangat berbeda dengan ciri bisnis lainnya. Terjun dalam bidang manufaktur juga perlu pemahaman lebih mengerti target pasar dalam skala tinggi. Apalagi, perusahaan jenis ini memang berfokus ke dalam jumlah produksi yang besar.

Namun, tak semua perusahaan manufaktur hanya berfokus pada produk. Seperti Acer Manufacturing Indonesia, sejak didirikan di Indonesia pada 2012, memiliki tujuan untuk selalu memberikan kontribusi kepada masyarakat karena Acer percaya bahwa semakin banyak akses masyarakat dengan teknologi, akan semakin baik.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya