5 September 2022

Kebocoran Data (Data Leakage), Kenali Penyebab dan Dampaknya

Kebocoran data atau data leakage merupakan salah satu masalah besar bagi perusahaan di era pengelolaan Big Data saat ini. Dampak terburuk bagi organisasi atau perusahaan yang mengalami kebocoran data adalah hilangnya kepercayaan publik, reputasi, tuntutan hukum, atau denda. Sementara bagi orang yang datanya dibocorkan adalah data tersebut digunakan sebagai bahan penipuan.

Kebocoran data (data leakage) berbeda dengan pembobolan data (data breach)Data leakage biasanya terjadis secara tidak sengaja, karena data security yang buruk atau karena kelalaian pengguna. Sementara data breach terjadi karena sengaja untuk membobol sistem sehingga data sensitif dapat diakses.

Agar pengelolaan database aman, perusahaan perlu memiliki sistem yang sesuai dengan standar industrinya. Maka dari itu, setiap elemen perusahaan perlu aware tentang masalah kebocoran data ini dan wajib memahami penyebab dan cara mengatasinya. Lalu, apa urgensinya perlindungan data, terutama bagi perusahaan besar? Mengapa data leakage bisa terjadi dan bagaimana mengatasinya? Simak di bawah ini.

Mengapa Kebocoran Data Terjadi?

Kebocoran data adalah transmisi data sensitif yang secara tidak sengaja bisa diakses oleh pihak tidak berwenang, baik ditransfer secara elektronik atau fisik. Ancaman kebocoran data biasanya terjadi melalui web dan email. Selain itu, bisa juga melalui perangkat penyimpanan data seluler, seperti media optik, hard drive, dan laptop.

Saat terjadi kebocoran data, beberapa data sensitif di bawah ini bisa dicuri oleh peretas atau oknum yang tak bertanggung jawab.

  1. Informasi identifikasi: nama, alamat, nomor telepon, alamat email, nama pengguna, dan kata sandi.
  2. Aktivitas pengguna: riwayat pemesanan dan pembayaran, serta kebiasaan browsing.
  3. Informasi kartu kredit: nomor kartu, tanggal kadaluarsa, kode pos penagihan, dan sebagainya.
  4. Selain mencari informasi pengguna, oknum tersebut juga akan mencuri informasi rahasia milik perusahaan, seperti email, komunikasi internal perusahaan, strategi perusahaan, dan sebagainya.

Kasus kebocoran data terjadi akibat dua fenomena yang saling terkait. Di satu sisi, era digitalisasi yang membuat semakin banyak data tersimpan secara digital. Di sisi lain, nilai data semakin tinggi, sehingga memunculkan insentif finansial bagi pelaku kejahatan digital. Terlebih, kini muncul fenomena cybercrime economy, yaitu ketika insiden kebocoran data diikuti dengan transaksi finansial. Biasanya terjadi pada perusahaan penyedia layanan seperti platform digital atau e-commerce.

Baca juga: Kenapa Perusahaan Penting Melakukan Backup Data?

Apa Penyebab dan Dampak Terjadinya Data Bocor?

Penyebab masalah kebocoran data bisa melalui sumber eksternal atau internal. Sebelumnya, ada beberapa kasus data leakage baru-baru ini, yaitu data milik 279 juta penduduk Indonesia dilaporkan bocor dan dijual secara online di forum hacker Raid Forums. Tahun lalu kasus ini terjadi pada Tokopedia dan beberapa marketplace. Kasus seperti ini seringkali terjadi dengan beberapa penyebab, antara lain:

1. Human Error atau Ketidaksengajaan SDM

Sebagian besar, insiden kebocoran data karena human error. Misalnya, ada karyawan yang tidak sengaja mengirim informasi sensitif atau mempublikasikannya secara online. Menekan tombol "balas semua" dalam email dengan ratusan orang di dalamnya ketika ingin mengirim informasi rahasia.

Kasus ini juga bisa terjadi ketika programmer membuat database yang tersedia untuk umum dan mesin pencari, yakni kondisi saat informasi rahasia perusahaan bocor dan siapa pun dapat memperoleh akses tersebut sampai terkunci kembali. Ketika kesalahan ini terjadi, mereka yang ingin meretas sistem perusahaan akan mencetak informasi rahasia sehingga mereka dapat menggunakannya di masa depan.

Meski begitu, semua kebocoran data yang tidak disengaja tetap mengakibatkan hukuman dan kerusakan reputasi yang sama.

2. Malware (Malicious Software)

Malware adalah program yang dirancang untuk merusak dengan menyusup ke sistem komputer. Penyusupan tersebut bisa masuk melalui emaildownload internet, atau program yang terinfeksi.

Malware juga dapat menyebabkan kerusakan pada sistem komputer dan memungkinkan terjadinya pencurian informasi perusahaan. Maka dari itu, Anda perlu berhati-hati dalam mengakses website yang terlihat mencurigakan atau membuka email dari pengirim yang tidak dikenal. Keduanya menjadi metode populer untuk menyebarkan malware, sehingga data security menjadi lemah dan berpotensi bocor.

3. Karyawan yang Berniat Buruk

Sebagian besar kehilangan data tidak selalu terjadi melalui media elektronik. Namun, bisa juga disebabkan oleh seorang karyawan yang berniat buruk. Memang, ada perjanjian kontrak untuk menandakan kepercayaan antara perusahaan dan karyawan. Namun, tidak ada yang dapat menghentikan mereka untuk membocorkan informasi rahasia jika mereka tidak puas dengan manajemen atau dijanjikan pembayaran yang besar oleh penjahat dunia maya. Jenis kebocoran data ini sering disebut sebagai eksfiltrasi data.

Dampak dari kebocoran informasi bisa disalahgunakan oleh penjahat, terutama yang berkaitan scam dan rekayasa sosial (social engineering). Selain itu, ada beberapa dampak data leakage bagi perusahaan adalah sebagai berikut: 

1. Legal liability

Perusahaan yang lengah dalam melindungi data penting miliknya, terutama yang mengandung informasi pelanggan, akan berhadapan dengan UU ITE 2008.

 2. Lost Productivity

Dapat mengakibatkan lost productivity bagi perusahaan yang tidak teliti dalam menjaga hasil penemuan, desain baru, ide pemasaran, dan sebagainya karena sudah bocor dan berpotensi pindah ke perusahaan lain.

3. Business Reputation

Rusaknya reputasi bisnis akan dialami perusahaan ketika mengalami kebocoran data, apalagi data pelanggan. Lebih jauh, perusahaan yang tidak dapat menjaga informasinya akan mengalami degradasi reputasi bisnis, baik nasional dan internasional.

Baca juga: Pengertian Load Balancing Pada Server Perusahaan

Bagaimana Mengatasi Kebocoran Data?

Proteksi keamanan data menitikberatkan pada prosedur dan pelaksanaannya, termasuk kepercayaan yang didukung oleh integritas SDM-nya. Apabila prosedur tidak memenuhinya, tentunya akan terjadi masalah. Bagaimana cara mengatasi kebocoran data? Simak berikut ini.

1. Mengembangkan Kebijakan Keselamatan

Bagi perusahaan yang menyimpan data pelanggan, harus mulai mengembangkan pedoman yang harus diikuti karyawan. Contoh sederhananya, aturan bahwa karyawan tidak boleh meninggalkan komputer/laptop mereka dalam keadaan login atau tidak terkunci, dan melarang berbagi akun dengan kolega lain.

Bagi perusahaan yang memberikan karyawan lebih banyak akses daripada yang mereka butuhkan, harus dipertimbangkan kembali. Tujuannya untuk mencegah karyawan mengakses data sensitif. Bagi para pemangku kebijakan, perlu meninjau hak akses tersebut dan mengembangkan strategi berdasarkan kebutuhan karyawan.

2. Mengontrol dan Memindai Isi Email

Kebocoran data email sering kali terjadi. Untuk mencegah kejadian ini, perusahaan dapat mengontrol konten email. Divisi TI perlu memperhatikan proses pemfilteran lalu lintas email, baik itu pesan masuk maupun pesan keluar.

Email yang sudah dipindai bisa diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, yaitu spam, virus, penipuan, dan lainnya. Teknologi ini juga dapat memberitahu administrator tentang ancaman internal. Sistem juga bisa memperingatkan pengguna jika mereka mencoba mengirim informasi sensitif ke luar perusahaan.

3. Perlindungan dengan Aplikasi Keamanan Data

Proses pencegahan data leakage perlu dilakukan berlapis. Selain aturan dan pengontrolan email, perlu pengamanan pada perangkat para karyawan, seperti desktop, laptop, perangkat seluler, dan lain-lain. Tujuannya untuk melindungi mereka dari transfer yang tidak sah oleh penjahat dunia maya.

Perusahaan bisa menggunakan perangkat lunak, seperti McAfee Endpoint SecuritySophos Endpoint  atau Protection. Sistem perlindungan via aplikasi tersebut dirancang untuk mendeteksi, menganalisis, mencegah, dan menahan serangan dunia maya. Selain menggunakan perangkat lunak, Anda juga harus menggunakan kode sandi yang kuat dan menggunakan kunci layar untuk melindungi perangkat.

4. Meningkatkan Keamanan Data

Kerentanan sistem keamanan yang tidak segera diperbaiki dapat memungkinkan peretas mengakses data sensitif di dalamnya. Oleh karena itu, salah satu cara untuk menghindari data leakage adalah memastikan bahwa sistem yang digunakan memiliki keamanan yang optimal.

Berbagai cara bisa dilakukan yaitu melalui pengujian penetrasi yang berkala serta meningkatkan keamanan siber (cyber security) dalam perusahaan. Solusi dalam  meningkatkan keamanan siber, Acer menghadirkan layanan Acer Cyber Security untuk pertahanan keamanan data penting dalam sektor industri, pemerintah atau perusahaan e-commerce.

Pada saat yang sama, di era digital saat ini sering kali tidak terlepas dari kebutuhan akan inovasi dan faktor keamanan data. Selain menggunakan metode manual, untuk melindungi data perusahaan juga perlu implementasi komputasi awan atau cloud computing. Keberhasilan penerapan cloud tergantung pada kebutuhan perusahaan dengan risiko minimal dan tanpa mengorbankan implementasinya.

Salah satu perangkat cloud computing yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan adalah Altos T 400 Cloud Terminal dari Acer. Perangkat ini didukung dengan solusi dan teknologi Altos BrainSphere yang berbasis AI.

Perangkat ini menggunakan server yang kuat untuk berbagai komputasi dan manajemen yang menggunakan beberapa Terminal Cloud independen. Selain cara setup dan perawatan yang mudah, perangkat ini juga dilengkapi VESA Mount untuk mengaitkan perangkat secara fisik di bagian belakang monitor sehingga aman dari pencurian.

Baca juga: Mengenal Phishing: Jenis, Cara Kerja & Mencegahnya

Masalah kebocoran data ini memunculkan tantangan bagi perusahaan dalam menawarkan service keamanan yang tinggi untuk mengamankan data pribadi pelanggan. Perlu melakukan audit berkala dalam menjalankan prosedur keamanan data dan memastikan hasil temuan tersebut termitigasi dan terlaksana dengan baik. Seaman apa pun sistem dan teknologi yang diimplementasikan, tentu membutuhkan ketelitian dan integritas pelaksananya.

Baca juga artikel terbaru:

XX NFT Termahal di Dunia, Tertarik Mengoleksinya?

Content Management System (CMS): Definisi, Manfaat, dan Contoh

Perbedaan B2B dan B2C Serta Contoh Bisnisnya di Indonesia

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya