11 Juli 2023

Dampak Supply Chain Management 4.0 dan Perkembangannya di Indonesia

Dalam dunia industri, terdapat istilah supply chain management yang pastinya sudah tidak asing di telinga para pihak yang menggeluti bidang ini. Supply chain management atau disingkat SCM adalah hal yang penting untuk diperhatikan agar operasional bisnis dalam industri menjadi lancar. Hal ini dikarenakan SCM melibatkan seluruh proses yang terjadi dalam industri, mulai dari penyediaan bahan mentah hingga akhirnya menjadi produk siap pakai yang dikirim kepada konsumen. 

Seiring berjalannya waktu, dikenal pula istilah supply chain management 4.0 yang melibatkan kemajuan teknologi demi menunjang keberhasilan industri 4.0. Namun, sebenarnya apa yang dimaksud dengan supply chain management 4.0?

Pengertian Supply Chain Management 4.0

Secara umum, supply chain management adalah strategi untuk mengelola informasi, layanan, serta aliran barang yang ada pada supply chain (rantai pasok). Supply chain terdiri atas supplier (pemasok bahan), produsen, distributor, retailer, dan konsumen. 

Sementara itu, supply chain management 4.0 sendiri merupakan strategi manajemen rantai pasok yang digunakan dalam industri 4.0 dengan memanfaatkan berbagai kemajuan teknologi. Dalam konsep supply chain management ini, terjadi integrasi antara prinsip-prinsip SCM tradisional dengan teknologi digital saat ini, seperti Internet of Things (IoT), analisis Big Data, kecerdasan buatan (artificial intelligence), robotik, dan teknologi lainnya. Tujuan dari supply chain management 4.0 adalah untuk menciptakan supply chain yang lebih responsif dan modern, agar dapat menghadapi tantangan dan peluang di era industri 4.0. 

Supply chain management perlu dilakukan agar proses dalam rantai pasok dapat berjalan secara efisien, efektif, dan berkualitas, sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. Selain itu, adanya supply chain management yang baik juga diperlukan agar persediaan barang sesuai dengan penawaran dan permintaan (supply and demand) yang ada dan terjadi keseimbangan di pasar.

Evolusi Supply Chain Management

Supply chain management telah mengalami evolusi hingga 4 tahap, yaitu:

Tahap 1: Functional Focus 

Pada tahap pertama evolusi SCM, fokus utama perusahaan terletak pada fungsi individu dalam supply chain. Setiap divisi atau departemen, misalnya divisi produksi, distribusi, dan pemasaran akan beroperasi secara terpisah dengan tujuan untuk memaksimalkan efisiensi dalam lingkup tugasnya.

Tahap 2: Internal Integration 

Pada tahap kedua evolusi SCM, perusahaan mulai menyadari pentingnya integrasi internal, yaitu menggabungkan beberapa fungsi dengan fungsi lain yang masih relevan dalam rantai pasok. Selain itu, perusahaan juga mulai meningkatkan kolaborasi dan koordinasi antar divisi untuk mengatasi hambatan internal. Dengan melakukan integrasi internal, perusahaan dapat mengoptimalkan aliran informasi dalam organisasi serta memastikan bahwa keputusan yang diambil tepat sesuai data dan informasi yang dimiliki.

Tahap 3: External Integration 

Pada tahap ketiga evolusi SCM, perusahaan mulai melakukan integrasi eksternal, yaitu melibatkan mitra bisnis eksternal dalam proses rantai pasok mereka, seperti supplier dan distributor. Integrasi eksternal ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi cost, serta memperkuat hubungan antara perusahaan dengan pihak ketiga.

Tahap 4: Cross Enterprise Collaboration 

Pada tahap terakhir evolusi SCM, perusahaan mulai melakukan cross enterprise collaboration, yaitu kolaborasi lintas perusahaan yang jangkauannya lebih luas dan melibatkan perusahaan lain di luar ekosistem tradisional mereka. Dalam cross enterprise collaboration, antar perusahaan akan saling berbagi informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan bersama.

Perkembangan Supply Chain Management 4.0 di Indonesia

Di Indonesia sendiri, perkembangan supply chain management 4.0 juga sudah diterapkan meskipun belum memanfaatkan seluruh jenis teknologi yang ada. Misalnya, supply chain management di Indonesia sudah menggunakan teknologi cloud computing dan IoT, namun belum menggunakan teknologi robot pintar seperti di negara-negara lain yang lebih maju. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari keterbatasan biaya, hingga perbedaan consumer behaviour antara Indonesia dengan negara lain. Para pelaku bisnis di Indonesia menganggap penggunaan teknologi yang sangat canggih seperti robot pintar dan superkomputer masih belum dibutuhkan di Indonesia.

Dampak Supply Chain Management 4.0

Supply chain management 4.0 tentunya membawa berbagai dampak bagi masyarakat, mulai dari dampak positif hingga dampak negatif. Adanya supply chain management 4.0 dapat membuat seluruh proses yang terlibat dalam rantai pasok menjadi lebih cepat, efektif, dan efisien, sehingga perusahaan mampu menyesuaikan kebutuhan pasar dengan tuntutan konsumen modern yang semakin tinggi. 

Namun, di sisi lain, hadirnya supply chain management 4.0 ini juga dapat membawa dampak negatif bagi masyarakat. Penggunaan teknologi yang semakin modern memungkinkan perusahaan untuk mengautomasi berbagai proses dalam rantai pasok. Akibatnya, perusahaan akan menggunakan berbagai mesin modern dan tidak meng-hire karyawan untuk melakukan proses tersebut. Hal ini tentunya dapat meningkatkan angka pengangguran di Indonesia akibat ketersediaan lapangan pekerjaan yang semakin terkikis.

Adanya dampak positif dan negatif dari supply chain management 4.0 ini menjadi tantangan bagi perusahaan untuk menyeimbangkan antara penggunaan teknologi dengan tenaga kerja dalam industri. Salah satu perusahaan yang senantiasa berkomitmen untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang luas bagi masyarakat Indonesia adalah Acer Indonesia melalui programnya yaitu Acer for Indonesia. Acer senantiasa menyeimbangkan antara penggunaan teknologi terkini dengan tetap merekrut tenaga kerja yang kompeten di dalam negeri untuk memproduksi berbagai produk teknologi yang memenuhi standar Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Salah satu wujud nyata komitmen Acer terhadap penyerapan tenaga kerja Indonesia adalah melalui Acer Manufacturing Indonesia (AMI) yang telah berdiri selama 11 tahun. AMI tidak hanya memberikan kontribusi bagi pertumbuhan industri teknologi serta perekonomian di Indonesia, namun juga berkontribusi terhadap penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Dengan AMI dan program Acer for Indonesia, diharapkan Acer dapat terus memberikan yang terbaik untuk mendukung kemajuan industri di Indonesia, khususnya di bidang teknologi.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya