19 November 2015

#KerjaItuMain Travel Essentials

Tech Image


Traveling itu persoalan perjalanan, bukan destinasi. Ada yang sepakat begitu. Tapi, ada juga yang tidak setuju. Ada juga yang melakukan perjalanan hanya karena bergairah untuk tiba di suatu destinasi. Ada yang begitu gandrung pada udara segar yang bertiup ke wajah saat kita di dalam kereta menuju tempat tertentu. Ada juga yang merasa tidak pernah menikmati waktu di tengah perjalanan; entah tidak suka merasakan pegalnya berada di pesawat, atau linunya bokong karena terlalu lama duduk di mobil.

Untuk urusan di atas, kita boleh saja setuju untuk tidak setuju. Hanya saja, kita pasti akan segera sama-sama sepakat untuk urusan berikut: tidak ada perjalanan yang berakhir menyenangkan jika kita tidak punya persiapan yang baik. Bukan cuma gemas, tapi kita akan kesal jika ada barang-barang penting yang tiba-tiba ketinggalan di rumah.

Jadi, inilah beberapa travel essential yang selaiknya kita bawa saat traveling, tapi kerapkali kita lupa.

Charger

charger..


Maksud saya, segala macam charger. Mulai dari ponsel, laptop, sampai kamera. Pernah suatu kali waktu ngetrip ke Kalimantan, seorang kawan saya lupa betul bawa charger kamera Nikon D7000-nya. Dan, kebetulan, di antara beberapa kawan seperjalanan, tidak ada yang menggunakan kamera bermerek sama. Alhasil, trip tersebut baginya berjalan dengan kalang kabut dan tidak menyenangkan. Ia harus mengendalikan diri untuk memotret, hanya yang kira-kira penting saja, supaya baterainya bisa cukup untuk seminggu. Tingkat stresnya bertambah ketika banyak tempat menarik yang begitu menggiurkan untuk tidak hanya difoto, tapi juga didokumentasikan dalam bentuk video. Kalau sudah begini, lebih baik rempong ketika sebelum berangkat—dengan mengecek berulang kali charger-charger yang harus dibawa—daripada menyesal kemudian.

Adaptor Universal

adaptor


Ini yang kita harus dibawa jika bepergian ke luar negeri. Akan lebih baik jika lebih dulu riset tentang bentuk adaptor listrik di negara yang bakal kita tuju. Kalau tidak sempat riset, ya, bawa saja adaptor universal yang terdiri dari beberapa bentuk colokan (mulai dari lubang dua atau tiga). Seperti contohnya The 150-Country Auto-Detecting Travel Adapter and Converter, adaptor yang cocok hingga di 150 negara di Eropa, Afrika, Asia, Amerika, dan Australia.

Portable Hotspot

portable hotspot


Well, koneksi internet ketika traveling kadang-kadang terasa jauh lebih penting ketimbang banyak hal lain. Kalau memang sebegitu urgent-nya kebutuhan kita akan koneksi tersebut (bisa jadi malah kita traveling sembari kerja, seperti travel writer, travel blogger, dan sebagainya yang membutuhkan internet begitu rupa), ada solusi cocok. Jangan pernah lupa untuk membawa portable hotspot. Kadang-kadang kita tidak perlu beli. Di beberapa negara, portable hotspot ini bisa cukup disewa. Semisal di Jepang, ada portable hotspot yang bisa kita sewa sejak kita sampai di bandara.

Extra Powers

extra powers


Kzl sih kalau tiba-tiba di tengah-tengah eksplorasi, gadget yang kita miliki sekarat. Alias, miskin daya. Seperti ponsel misalnya. Saya pribadi memang jarang sekali rutin livetweet di Twitter tentang perjalanan saya. Biasanya, saya lakukan setelah saya kembali ke penginapan, atau bahkan kembali ke rumah. Tapi, saya akui, hidup agak timpang jika ponsel mati. Sebab, banyak aplikasi yang memudahkan perjalanan, seperti kompas, GPS, Maps, kalkulator, bahkan translator.

Maka, kita butuh bantuan ekstra untuk mengisi daya jika tiba-tiba mati di tengah jalan. Power bank jawabannya memang. Pilih yang bisa digunakan hingga beberapa kali charging, dan supaya tidak egois-egois amat, pilih juga yang colokannya tidak cuma satu.

Global Cellphone

Global-Cellphone


Kalau sebegitu butuhnya untuk tetap bisa dihubungi dan menghubungi meski sedang berada di luar negeri, antah berantah, kita bisa membawa ponsel yang tidak sekadar ponsel biasa. Ada ponsel yang bisa berfungsi apik di luar negeri, seperti National Geographic’s Talk Abroad Travel Phone. Gokil, ya, ponsel ini bisa berfungsi hingga di 200 negara di dunia. Harganya sekitar US$200, dengan unlimited free call di sekitar 70 negara, dengan nomor menggunakan nomor yang biasa kita gunakan di negara asal. Opsi lain, ponsel bermerek Mobal dengan harga US$99.

GPS Photo Tagger

GPS-Photo-Tagger


Saya pribadi kadang-kadang kesulitan untuk mengingat atau lupa bertanya soal suatu tempat ketika traveling (biasanya tempat yang hanya selintas dikunjungi, terpencil, tapi indah bukan main). Tapi, saya mengambil banyak potret di tempat tersebut. Maka, sering juga terjadi saya tidak bisa menyebutkan nama tempat dari potret-potret indah itu. Mungkin, saya memang serius harus membawa GPS photo tagger, alat yang bisa segera tagging lokasi dari tempat kita mengambil foto. Jadi, tinggal nyalakan alatnya dan bawa ke mana kita pergi. Ia akan otomatis mengambil lokasi setiap 15 detik. Seperti, Sony GPSCS1KA GPS Unit Kit.

'Tangan' Tambahan

gorillapod


Tripod pro kadang-kadang terlalu berat bagi traveler yang senang akan keringkasan. Maka, pilihan untuk memercayakan kamera kita pada tangan tambahan model lain. Bisa mini tripod, atau gorillapod. Untuk gorillapod, selain kaki-kakinya fleksibel, kita bisa memiliki angle lebih kaya untuk selfie atau wefie saat traveling. Sounds fun, kan?!

Medi-kit

Medi-kit


Kadang-kadang kita melupakan hal yang justru penting. Saking semangat dan bergairahnya hendak melakukan perjalanan, kita lupa membawa obat-obatan dan perlengkapan P3K mini yang semestinya kita bawa, kalau-kalau kita sakit di tengah perjalanan. Petualangan itu memang seru, tapi tidak ada artinya jika (ke-)sakit(-an). Maka, setidaknya bawalah obat pribadi (jika ada penyakit), obat-obatan dasar, seperti obat sakit kepala, sakit perut, maag, alkohol, aspirin, sampai perban dan band-aid.

Semoga tulisan ini membantu mengingatkan kita pada hal-hal yang sering kita lupa bawa saat traveling ya. Happy traveling, then!

Baca juga : #KerjaItuMain Partner Travelling Baru: Acer One 10

 

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya