16 Oktober 2015

#KerjaItuMain Workshop Seru Pertajam Kemampuan Menulis

Kerja Itu Main


“Kita adalah murid seumur hidup.”

Entah di mana saya pernah membacanya, tapi kalimat itu terus menempel lekat dalam ingatan saya. Sejak menjadi pekerja lepas, ada sebuah kebebasan yang terasa menyenangkan ketika hidup tak terikat jam kantor, meskipun ada tanggung jawab yang tiada henti-hentinya harus diselesaikan. Bisa gawat kalau saya sedang kumat “nggak disiplin”-nya. Tapi, bisa juga mengasyikkan karena saya bisa mempunyai banyak waktu luang untuk membaca buku, traveling, atau bahkan belajar lebih banyak lagi.

Nah, berbicara mengenai belajar lebih banyak lagi, setidaknya ada beberapa workshop (kursus) pendek yang bisa kamu ikuti kalau ingin mengasah kemampuan menulismu. Mulai dari menulis fiksi, non-fiksi, sampai karya-karya jurnalistik. Saya pribadi merekomendasikan tiga tempat berikut ini bagi kamu yang serius ingin terus belajar di dunia tulis-menulis.
  1. Plotpoint
Pertama kali mendengar tentang PlotPoint adalah ketika saya mengikuti pergelaran Lomba Tulis Nusantara yang digagas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kini bernama Kementerian Pariwisata), PlotPoint dan Nulisbuku.com di tahun 2013. Lomba ini terdiri dari beberapa kategori, termasuk puisi, cerpen dan novel. Singkat cerita, dalam perlombaan itu saya berhasil menjadi pemenang pertama untuk kategori Puisi, dan berhak atas hadiah uang sebesar 10 juta rupiah serta mempublikasikan karya saya dalam bentuk buku oleh Gramedia Pustaka Utama. Betapa bangganya saya kala itu karena Ibu Nusantara, Ayah Semesta menjadi buku sajak pertama saya atas kemenangan tersebut.

Momen itu terjadi di tahun 2013. Padahal, kalau ditelusuri lagi, PlotPoint sendiri sudah mulai berdiri sejak 2009. Diprakarsai oleh pasangan Salman Aristo dan Gina S. Noer, serta Amelya Oktavia dan Fitria Muthamainnah, PlotPoint hadir dengan landasan untuk menjadi penghubung banyak orang dengan cerita-cerita yang berkualitas. Di luar itu, PlotPoint juga membuka beragam workshop untuk industri kreatif. Di antaranya, kelas menulis skenario dengan mentor Salman Aristo, serta kelas menulis novel dan kelas writing in English dengan mentor Sita Sidharta. Untuk, jadwal lengkap seputar workshop, kamu bisa langsung lihat di website PlotPoint.

Kontak:

PlotPoint

Telepon: (021) 75902920 / (021) 34220888

Email: daftar@tulissekarang.com

Website: http://plotpoint.co/
  1. Tempo Institute
Semua orang pasti sudah tahu atau setidaknya pernah sekali saja membaca Tempo, baik dalam bentuk majalah ataupun koran. Nah, tempat workshop selanjutnya ini diadakan oleh organisasi independen bernama Tempo Institute yang didirikan pada 2003. Di sini pun workshop yang digelar ada banyak pilihannya, lho.

Seperti kelas menulis opini untuk mempraktikkan teknik menulis, perspektif, dan argumentasi, yang diisi langsung oleh Redaktur Opini Tempo; menulis fiksi dengan mentor Leila S. Chudori, yang bakal mengajak kamu mengeksplorasi proses kreatif pembuatan karya fiksi; pelatihan jurnalistik dasar bagi wartawan muda yang ingin mendalami bidang jurnalistik; kursus fotografi jurnalistik yang membahas tidak hanya teknik tapi juga melatih kejelian menangkap momen, menggali ide, dan menyajikan peristiwa dalam gambar yang bernilai jurnalistik; atau klinik menulis feature yang mengajarkan kamu menulis hal-hal dari sebuah perjalanan dengan cara yang menarik sekaligus menggugah.

Kontak:

Kantor Tempo Institute

Gedung TEMPO

Lantai 3 Jalan Palmerah Barat Nomor 8, Jakarta Barat

Telepon: (021) 3916160 (Ext. 495)

E-mail: adm@tempo-institute.org
  1. Yayasan Pantau
Saya selamanya akan terus jatuh cinta pada dunia jurnalisme sastrawi. Oleh karena itu, beberapa tahun lalu, saya tiba di satu titik di mana saya ingin belajar tentang jenis jurnalisme itu. Beruntungnya, saya menemukan Yayasan Pantau, dan akhirnya ikut dalam kursus narasi XI.

Pantau sendiri semula adalah majalah bulanan yang diterbitkan oleh Institut Studi Arus Informasi (ISAI) di tahun 1999. Sayangnya, sejak tahun 2003, majalah yang unggul dalam hal laporan-laporan panjang dan mendalam ini mesti tutup dan tidak diterbitkan lagi. Kurang dana, kabarnya begitu. Namun, saya sadar bahwa  tulisan-tulisan yang sangat enak dibaca tidak melulu mampu mendatangkan iklan dan menguntungkan bagi sebuah bisnis. Saya semakin sedih karena menerima kenyataan bahwa pembaca Indonesia tidak siap dengan jenis tulisan ini.

Setelah majalahnya tutup, beruntung yayasannya tetap berdiri dengan nama yang sama, yaitu Yayasan Pantau. Nah, yayasan inilah yang menggelar workshop-workshop berbobot dan menarik bagi pencinta jurnalisme sastrawi. Ada banyak kelas-kelas yang dibuka, antara lain kursus narasi bagi orang-orang yang ingin belajar menulis feature, verifikasi dan tulisan panjang.

Kelas ini bakal membuat kamu lebih fasih mewawancarai narasumber, liputan, sampai menajamkan riset. Untuk kelas ini, mentor utama dipegang oleh Andreas Harsono (wartawan Jakarta dan terlibat dalam Human Rights Watch) dan Budi Setyono (sejarahwan dan redaktur majalah Historia). Seringkali, kelas mendatangkan mentor-mentor tamu yang luar biasa berbakat, seperti Seno Gumira Ajidarma, Metta Dharmasaputra, dan Pallavi Aiyar (penulis India).

Selain itu, ada pula kursus jurnalisme sastrawi yang dimentori oleh Janet Steele dan Andeas Harsono. Kelas ini khusus melatih kamu untuk menulis panjang dengan gaya jurnalisme sastrawi. Katanya, jurnalisme sastrawi merupakan begitu hasil perkawinan disiplin jurnalisme, riset akademis dan daya pikat sastra.

 Kontak:

Elisabeth Eva 0812-80934947

Khoiruddin 0815-84419200

Jl. Raya Kebayoran Lama 18CD Jakarta 12220

Telepon: (021) 7221031/ (021) 7221055

Website: http://pantau.or.id

Semoga kamu semangat terus untuk belajar, ya! Sampai akhirnya, kamu akan merasa nyaman dengan apa yang kamu lakukan dan bahagia karenanya.

Baca juga : Jelajah Lombok Astri Apriyani

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya