24 November 2016

17 Tim Gerakan 1000 Startup Digital Masuki Tahap Bootcamp

Pada bulan Oktober 2016 lalu, seluruh tim yang terdaftar dalam acara Gerakan Nasional 1000 Startup Digital melalui tahap ketiga bernama Hackathon. Tahap tersebut menerapkan metode Hacksprint, di mana setiap tim mempresentasikan prototipe produk mereka di hadapan para juri.

acerleration gerakan 1000 startup bootcamp


Nah, sebagai lanjutan dari tahap tersebut, pada tanggal 11-13 November 2016 lalu, tujuh belas tim yang telah lolos seleksi berhak untuk melaju ke tahap Bootcamp. Bertempat di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Bootcamp bertujuan untuk membantu tim dalam mematangkan ide dan produk mereka dari berbagai macam aspek, seperti: marketing, product-market fit, technology-stack, dan lain sebagainya. Di tahap ini pula setiap tim bisa melakukan pitching ide dan produk mereka ke para tamu undangan.

Sebelum itu, para tim terlebih dulu mendapat materi tentang cara pitching yang baik oleh Yosanova Savitry (Konsultan, Markplus, Inc). Para tim juga memiliki kesempatan untuk melakukan pitching ke beberapa mentor untuk mendapatkan feedback. Selain Yosanova, beberapa mentor yang juga turut hadir adalah Ayesha D’Souza (Agency Business Manager, Google), Sanny Gadafi (CEO, 8villages), Ratna Ariyanti (Jurnalis, Bisnis Indonesia Daily), dan Jeanny Haliman (Strategic Partner Manager, Google).

Baca juga: Inilah Startup Pemenang Tahapan Hacksprint di Jakarta!

Acara pitching di depan tamu undangan dimulai sekitar pukul 15.30 WIB. Bahkan sejak pukul 15.00 WIB, para tamu undangan sudah terlihat memenuhi ruangan dan berkeliling dari satu meja ke meja lain untuk mencoba aplikasi yang dibuat oleh para tim startup. Selama acara berlangsung, Acer sebagai Official Technology Partner untuk event ini menghadirkan Acer Lounge di venue. Di Acer Lounge ini, para tamu undangan dan tim startup dapat melihat dan mencoba langsung jajaran notebook Acer terbaru yang pas untuk mereka.

Dalam sesi pitching yang diberi nama Make or Break ini, ada beberapa juri yang hadir untuk menilai penampilan pitching setiap tim, yaitu Indrasto Budisantoso (Chief Executive Officer, Jojonomic), Dickie Widjaja (Chief Information Officer, Investree), Jaka Wiradisuria (Head of New Product, RUMA), Herbet Ang (President Director, ACER Indonesia), dan Vishnu Mahmud (Director of Business Development, Ogilvy PR).

acerleration gerakan 1000 startup bootcamp


Tahap Bootcamp ini tentu sangat berbeda dari Hackathon. Kulturistic, salah satu tim startup yang lolos ke tahapan ini mengaku bahwa Bootcamp menuntut mereka untuk menjadi jauh lebih siap. Terlebih, tema produk yang mereka angkat pun cukup unik, yakni membangun website yang memungkinkan pengguna untuk menjelajah budaya Indonesia secara virtual.

“Di Bootcamp kita dituntut lebih siap dari Hacksprint karena sudah harus jadi website-nya, sedangkan saat Hacksprint itu mockup doang. Setelah Hacksprint, dinamikanya cukup banyak. Kita didatengin mentor satu-satu, yang awalnya ticketing, diingetin mentor tentang ide Virtual Reality (VR) empat bulan lalu. Kita nggak melanjutkan karena sumber dayanya susah. Akhirnya, coba pivot ke VR, tetapi nggak mengilangkan ticketing,” jelas salah satu co-founder Kulturistic, Ryan.

Baca juga: Tiga Karakter Penting dalam Startup: Hustler, Hipster, dan Hacker

Berbagai pengorbanan juga harus dilakukan oleh mereka agar bisa tampil maksimal di tahap Bootcamp ini. “Yang pasti selama boot camp, gue nguras tabungan sampai menyewa hotel karena rumah jauh banget. Dari segi sistem, ya bener-bener diabisin sama mentor. Kalau jelek ya dibilang jelek banget. Kita dimaki habis-habisan.”

Meski begitu, Kulturistic mengerti bahwa hal tersebut dilakukan demi kemajuan produk mereka sendiri. Berkat kerja keras dan bantuan mentor, Kulturistic kini memiliki live website dengan berbagai pertunjukan kesenian dari seluruh Indonesia yang bisa ditonton, baik menggunakan kacamata VR ataupun tidak.

acerleration gerakan 1000 startup bootcamp


Hal senada juga diungkapkan oleh Tim Panggilin, startup berkonsep marketplace yang mempertemukan penyedia jasa dengan calon pelanggannya. Mereka sudah mulai membuat aplikasi sejak tahap Hacksprint. Adanya mentor privat sangat membantu mereka untuk memperbaiki produk menjadi lebih matang sehingga bisa lebih siap menghadapi Bootcamp. Pelajaran yang mereka dapatkan pun sangat berharga bagi kemajuan startup mereka.

Baca juga: Fakta Menarik Tentang Startup yang Perlu Kamu Tahu

So far, pelajaran yang didapatkan banyak banget, terutama dari sisi pola pikir sebagai seorang co-founder dan juga networking,” ungkap salah satu Co-founder Panggilin, Fajar dengan begitu semangat.

Setelah Bootcamp, tujuh belas tim startup tersebut akan kembali diseleksi untuk mengikuti program inkubasi. Ketujuh belas tim startup tersebut adalah Fina, Roo, Qline, Xparring, Kulturistic, Kweet, PetResQ, AJARIN, Lapak Tani, Panggilin, Ruang 123, Selasar.com, RilServis, Homegood, ROOSAK.com, Mogo Apps, dan Kuker!

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya